JAKARTA, KOMPAS.com — Grup band DEBU kembali meluncurkan album religi terbarunya, Dianggap Gila. Kelompok musik yang personelnya berasal dari berbagai negara ini merasa bahwa album keempat mereka lebih berwarna dalam hal musikalitas.
"Dari sudut musikalitas, album ini seperti siang dan malam dibanding album-album terdahulu. Di album ini kita pakai beat-beat hiphop, rock-nya juga ada sedikit, ada unsur jazz juga," ulas Mustafa, vokalis DEBU, saat merilis album mereka di Sisha Cafe, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (6/8/2010).
Namun, seperti ciri khas album DEBU lainnya, syair di album ini kental dengan pesan damai. Mustafa enggan jika disebut lagu-lagunya bersifat religi "Dalam lagu kami, musik spiritual itu sangat universal, bukan religi. Kami pernah bernyanyi di suatu festival di Kanada, dan mereka bisa menerima musik ini," kata sang vokalis, ditulis tabloidnova.com.
Soal judul album Dianggap Gila, Mustofa mengaku bahwa hal itu bukan semata-mata untuk menarik perhatian pendengar. Nama yang diambil dari salah satu hit di album itu memang bercerita soal anggapan orang tentang mereka.
"Orang suka menganggap kami gila karena terlalu banyak berzikir kepada Allah," imbuh Mustafa yang sering show di luar negeri dengan membawa nama Indonesia. (Tribunnews.com)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.