Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancang Legendaris Peter Sie Wafat

Kompas.com - 01/04/2011, 09:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Desainer senior dan pelopor mode Indonesia Peter Sie tutup usia, Jumat (1/4/2011) sekitar pukul 05.00 pagi di usia 82 tahun. Kabar meninggalnya perancang legendaris Indonesia ini dibenarkan kurator Amir Sidharta lewat akun Twitter-nya.

"RIP Peter Sie meninggal dunia pagi ini jam 5, akan disemayamkan di Rumah Duka RS Cikini, info pemakaman menyusul," begitu tulis Amir.

Ucapan belasungkawa langsung disampaikan kerabat dan publik yang mengenal sosoknya.

Peter Sie lahir di Bogor, Jawa Barat, 28 Desember 1929. Peter yang bernama asli Sie Tiam Ie merupakan perancang busana senior di Indonesia. Ia sempat mengenyam pendidikan di Vakschool Voor Kleermaker & Coupeuse, Den Haag, Negeri Belanda (1947-1953).

Ia memulai debutnya pada 1954 sebagai penjahit yang tidak dikenal. Langganannya adalah nyonya-nyonya keturunan China di seputar rumahnya (waktu itu), di bilangan Mangga Besar, Jakarta. Pada 1958 ia mulai membuat sketsa-sketsa. Tahun berikutnya berpameran di Hotel Des Indes (kini pertokoan Duta Merlin).

Sebagai perancang, Peter dikenal karena ketelitian dan kehalusan pengerjaan busana buatannya. Pelanggannya adalah para perempuan kalangan elite, termasuk keluarga Presiden Soekarno.

Dini Ronggo (60), staf Peter Sie, mengingat bagaimana Peter Sie juga pernah diundang membuat peragaan busana di istana semasa pemerintahan Presiden Soekarno.

Krisis dialaminya pada 1974, ketika tidak seorang pun langganan muncul selama beberapa bulan. Seorang stafnya menyarankan, "Bikin saja baju jadi beberapa buah." Ini menyelamatkan keadaan. Pada saat posisinya makin kukuh sebagai pelopor perancang busana, sebagian orang menyebutnya sebagai satu-satunya perancang houte couture Indonesia. "Saya paling benci dibilang begitu. Untuk menjadi penjahit houte couture itu tidak sembarangan," kata Peter kala itu.

Peter anak bungsu dari tujuh bersaudara Sie Tjeng Hay, pemilik toko makanan di Bogor. Ia masih kanak-kanak ketika mulai tertarik pada jahit-menjahit, lantas dibimbing oleh Mak Wek—penjahit keluarganya yang datang setiap dua minggu. Pada usia 15 tahun, Peter berketetapan hati menjadi penjahit. Sekolah formalnya berantakan.

Dua tahun kemudian, oleh kakak iparnya, Kho Han Gao, ia diajak ke Negeri Belanda. Di sana, Peter masuk Vaschool voor Kleermaker & Coupeuse, Den Haag. Pulang ke Tanah Air, 1954, ia langsung merintis karier sebagai penjahit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com