Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lewat Djam Malam": Ketika Kenyataan Tak Sesuai Harapan

Kompas.com - 05/07/2012, 16:49 WIB

LEWAT DJAM MALAM

Tampak langkah gontai sesosok pria. Tak lama, langkah gontai berganti langkah cepat, lanjut berlari. Di belakang pria tersebut, serombongan tentara menenteng senapan mengejarnya.



Yang dikejar, terengah, namun terus berlari. Hingga berhenti di depan sebuah rumah. Pria tersebut masuk ke rumah, tergesa. Sang perempuan menoleh gemulai. Dengan air muka khawatir, ia sambut pria tersebut. "Is.." ucapnya.

Itulah adegan prolog film lawas Indonesia besutan Usmar Ismail, Lewat Djam Malam, produksi tahun 1954. Mengisahkan sekelumit persoalan yang melilit sang tokoh utama, Iskandar, yang diperankan apik oleh A.N.Alcaff.

Is, sapaan akrab Iskandar, adalah mantan tentara. Setelah berkubang lama dengan persoalan militer hingga pernah diperintahkan membantai satu keluarga, Is memilih keluar dari tentara atau dia sebut "turun gunung".

Kedatangan Is telah ditunggu tunangannya Norma, diperankan oleh Netty Herawati. Is ingin merajut kembali kisah cinta dan membangun hidup bersama tunangannya itu.

Intinya ia datang untuk kembali menjadi rakyat biasa, hidup berkecukupan, dan membangun keluarga.

Harapan Is tampak sederhana. Namun kenyataan pascakemerdekaan tak sesederhana impian dan idealisme Is.

Berawal dari desakan sang calon mertua, ayah Norma yang memintanya segera bekerja. Ayah Norma pun memanfaatkan koneksinya di kantor gubernur setempat untuk memberi Is pekerjaan.

Namun, pada hari pertama, Is langsung bertengkar dengan atasannya. Ia merasa tak cocok kerja di belakang meja. Masa lalunya sebagai tentara masih membekas, ia masih ingin membela negara, bekerja di lapangan. Atasan Is mengamuk.

Merasa mengacaukan kesempatan yang diberikan calon mertuanya, Is lari ke proyek konstruksi milik teman akrabnya semasa masih jadi tentara, Gafar.

Bertemu Gafar, Is mencurahkan isi hatinya. Betapa ia bingung melihat situasi pascakemerdekaan.

Is mengadu, ia tak lihat ada kesederhanaan. Bahkan Gafar, yang ia mintai tolong carikan pekerjaan pun sibuk membantah curahan hati Is. Menurut Gafar, yang ada pascaIndonesia merdeka adalah kepentingan diri sendiri. Tak ada lagi toleransi sana-sini.

Tak juga merasa cocok dengan pola hidup  dan apa yang ditawarkan Gafar, Is melarikan diri menemui bekas komandannya, Gunawan.

Kini Gunawan telah menjadi pengusaha sukses di Bandung. Kepada Is, Gunawan menawarkan pekerjaan mengancam orang-orang yang tak mempermulus jalan usahanya. Kasarnya, Is akan ia jadikan centeng.

Gunawan gemas melihat idealisme mantan anak buahnya tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com