Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meramu Resep Cinta, Tanpa Anak

Kompas.com - 16/09/2012, 19:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Rachmat (Reza Rahadian) dan Tata (Acha Septriasa) sudah tujuh tahun menikah dan belum dikarunia anak. Mereka tetap mesra seperti pengantin baru. Relasi keduanya—hingga ke tempat tidur—digambarkan dengan apik dan didukung dialog yang segar. Tak ketinggalan, selipan macam-macam usaha untuk memperoleh anak, mulai dari porsi taoge yang harus disantap hingga posisi di ranjang, merepresentasikan mitos dan realitas pun bisa menggelikan.

Pemilihan setting rumah dengan banyak dinding berkaca memberi keleluasaan gerak kamera untuk menampilkan ruang privat pasangan Rachmat dan Tata dari sudut yang cukup bervariasi.

Akselerasi ketegangan terbangun setelah pasangan ini memutuskan mengikuti program bayi tabung atau fertilisasi in vitro dan ketahuan bahwa Rachmat mandul. Situasi lebih sulit karena di tengah ketegangan ini, mantan kekasih Rachmat, Sinta (Renata Kusmanto), kembali mendekatinya.

Sinta, seorang model kondang, dijerat kesepian setelah suaminya dipaksa keluarga untuk menceraikan dia. Sinta menjadi sosok yang paling mudah memahami kegundahan Rachmat karena ia sendiri divonis tak mungkin punya anak.

Sampai seberapa jauh Rachmat menyandarkan dirinya yang sedang goyah pada Sinta, kekasih lamanya itu? Apakah Tata yang didera kecewa akhirnya bersedia menggandeng Rachmat lagi untuk mempertahankan rumah tangga mereka?

Lebih mendasar dari itu, film ini mencoba mengajak penonton mempertanyakan apa yang menjadi tujuan dan penopang suatu pernikahan, apakah semata-mata kehadiran sang buah hati. Ide cerita yang diangkat dari novel karya Ninit Yunita ini menarik dan cukup substansial.

Perlu riset
Sayangnya, skenario Test Pack ini tidak didukung bahan elementer, terutama tentang proses bayi tabung. Akibatnya, fakta medis yang digunakan sebagai motor akselerasi ketegangan dalam cerita ini keliru. Padahal, film ini—meski ada selipan komedi—lebih kuat dibangun sebagai drama.

Diceritakan bahwa setelah proses bayi tabung pertama gagal, menjelang in vitro kedua barulah dokter menyadari bahwa sperma Rachmat belum pernah diperiksa. Padahal, in vitro adalah proses inseminasi untuk mempertemukan sel telur dan sperma yang sama-sama telah diseleksi untuk memberi hasil terbaik. Diseleksi, dengan kata lain tentu diperiksa.

Fakta medis bukanlah fiksi. Namun, fiksi tanpa mempertimbangkan pengetahuan dasar dikhawatirkan akan menjadi ngawur. Kekeliruan ini memengaruhi jalan cerita karena emosi Tata sudah dikuras selama proses in vitro yang tidak perlu ada bila kondisi sperma Rachmat sudah diketahui di tahap awal.

Persoalan lainnya adalah inkonsistensi dalam membangun karakter. Rachmat adalah seorang psikolog konsultan perkawinan. Meski begitu, ketika pertama kali diajak ke dokter setelah tujuh tahun menikah dan belum juga dikarunia anak, ia berujar, memeriksakan diri ke dokter berarti mengakui ketidaksuburan.

Lebih parah lagi, begitu berhadapan dengan dokter, kegelisahan Rachmat dideskripsikan dengan memain-mainkan senter dan mengetuk-ngetuk pena ke meja si dokter—seperti bocah bandel. Padahal, di bagian lain cerita, Reza Rahadian mampu menghidupkan karakter Rachmat dengan deskripsi emosi yang kuat.

Film drama ini seperti dipaksa jadi komedi tiap kali latar cerita beralih ke klinik, termasuk dengan menghadirkan perawat pria superkekar untuk mendampingi Rachmat tes sperma. Meramu komedi dalam drama tentu sah-sah saja selama tak mengganggu logika cerita dan bangunan karakter. (DAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com