Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

One Direction dalam Kepungan Korea

Kompas.com - 28/10/2012, 05:36 WIB

Di tengah kepungan boyband Korea, boyband Eropa, One Direction, menyeruak menjadi idola remaja di sejumlah negara. Kelompok asal Inggris ini disebut-sebut sebagai tanda bangkitnya era boyband Eropa yang berjaya tahun 1990-an.

Hanya dalam satu tahun, mereka meraih tingkat penjualan lagu menonjol. Ketika penjualan album fisik melesu, album pertama One Direction, Up All Night, laku dua juta lebih keping di seluruh dunia. Single-nya ”What Makes You Beautiful” laku dalam penjualan secara digital hingga jutaan unduh.

Di negeri asalnya, single ”What Makes You Beautiful” menjadi single terbaik Inggris 2011. Pada tahun yang sama, boyband ini menaklukkan pasar Amerika Serikat dengan menguasai posisi puncak Billboard 200 selama beberapa lama. Atas kesuksesannya di AS, boyband ini sampai disebut sebagai gelombang baru ”British Invasion” ke AS setelah The Beatles melakukannya pada tahun 1960-an.

”Kami tidak menyangka akan meraih sukses secepat ini. Tapi kami menikmatinya,” ujar Zayn Malik, salah seorang personel One Direction, dalam wawancara dengan Kompas via telepon, awal bulan lalu. Ia menambahkan, sukses One Direction membuat personelnya harus menggelar tur ke sejumlah negara dan menyiapkan peluncuran album kedua Take Me Home pada November 2012. Menurut Zayn, album kedua One Direction berbeda dengan album pertama meski tidak ekstrem.

Rakitan

One Direction terdiri dari lima anak muda berusia 18-21 tahun dan berwajah tampan, yakni Niall Horan, Zayn Malik, Liam Payne, Harry Styles, dan Louis Tomlinson. Seperti umumnya boyband, One Direction adalah grup yang dirakit dan dipoles oleh industri musik untuk memenuhi selera pasar. Meski begitu, jalan yang ditempuh tidak serumit dan selama boyband Korea yang harus menjalani kamp pelatihan 2-5 tahun. One Direction terbentuk tahun 2010 melalui ”X-Factor” ajang pencarian bakat di tele- visi.

Awalnya para personelnya tampil sendiri-sendiri di acara tersebut. Mereka kemudian diarahkan untuk menggabungkan diri menjadi sebuah boyband. Di akhir acara, One Direction menjadi juara ketiga. Namun, setelah dipoles produser Simon Cowell, One Direction mencicipi posisi nomor satu di pasar musik Eropa, Amerika, dan kini Asia serta Australia. Boleh dikata, One Direction telah membangkitkan kembali era kejayaan boyband Eropa awal tahun 2000-an yang antara lain melahirkan Westlife.

Apa sebenarnya yang ditawarkan One Direction hingga menimbulkan ”kehebohan” di banyak negara? Pengarah Program Motion Radio 97,5 FM Anton Wahyudi melihat, ramuan yang dipakai One Direction untuk memikat remaja di seluruh dunia hampir sama dengan yang digunakan boyband lain sejak era New Kids On The Block (NKOTB) tahun 1980-an, yakni musik dan pesona fisik. Secara musik, One Direction memang punya modal. ”Lagunya mudah didengar dari sisi melodi, lirik, maupun aransemen. Musik seperti ini cocok dengan kaidah industri (musik) mainstream,” ujar Anton.

Koreografi

Agak beda dengan boyband lain, koreografi One Direction tidak ditata rapi. Kebanyakan boyband Eropa memang tidak menekankan koreografi yang benar-benar tertata layaknya boyband Korea. Tengoklah, One Direction dan boyband seangkatannya dari Inggris, The Wanted, yang menyerahkan urusan gaya panggung dan dance pada keterampilan setiap personel. Boyband Korea mempunyai kelebihan dalam hal tata gerak panggung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com