Slank Diharapkan Terus Jadi Ujung Tombak

SLEMAN, KOMPAS.com -- Pada 26 Desember 2012, Slank akan mencapai usia 29 tahun. Band rock ternama itu hingga kini mampu memertahankan eksistensi mereka dengan musik mereka serta kepedulian mereka akan kemanusiaan, termasuk perdamaian, dan lingkungan hidup.  

Ketua Lembaga Seni dan Budaya NU, Ngatawi Al- Zastrouw, dalam jumpa pers di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Pandanaran, Sleman, Sabtu (22/12/2012), mengatakan bahwa saat ini, di tengah masyarakat yang sudah terpecah dalam berbagai kepentingan, sehingga mengabaikan perdamaian, Slank sebagai band yang selalu konsisten menyuarakan perdamaian diharapkan bisa terus menjadi ujung tombak dalam menyuarakan perdamaian.

"Masyarakat sudah melupakan kebudayaan sebagai pemersatu bangsa, karena itu ulang tahun ke-29 Slank mengambil tema 'Loe Gue... Friend'. Tema ini sebagai pengingat masyarakat dan kaum muda bahwa kita semua adalah sahabat dan saudara yang harus saling menjaga dan berbagi kasih untuk mewujudkan perdamaian," terang Ngatawi.

Di tempat yang sama, Kaka, vokalis Slank, menjelaskan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dipilih sebagai tempat penyelenggaraan perayaan ulang tahun mereka itu karena DIY merupakan Indonesia kecil.

"Yogya begitu istimewa. Berbagai suku, ras, dan agama, semua ada di Yogya dan bisa hidup berdampingan dengan damai. Ini yang menjadi salah satu alasan Slank memilih Yogya sebagai tempat perayaan ultah ke-29," papar Kaka.

Drummer Slank, Bimbim, menjelaskan, Yogyakarta istimewa sebagaimana ulang tahun ke-29 Slank. "Matur nuwun buat Yogya dan Pondok Pesantren Pandanaran. Besok malam kisah perjalanan Slank akan digambarkan dengan dialog dan adegan kolaborasi wayang. Ini konsep berbeda yang kami persembahkan dalam perayaan ulang tahun Slank," tutur Bimbim.

Sebelum berpisah dengan para santri ponpes tersebut, Slank sempat menyanyikan satu lagu berjudul "Ku Tak bisa". Serentak para santri ikut bernyanyi bersama para personel Slank.