Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewa Budjana: Nekat Demi Terapi

Kompas.com - 24/05/2013, 13:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Untuk berkarya, gitaris I Dewa Gede Budjana (49) tak mau mandek hanya karena urusan finansial. Ketika menggarap album solo keenamnya, Joged Kahyangan, pemain gitar band GIGI ini memilih bermodal nekat daripada repot untuk mendapatkan sponsor.

"Album Joged Kahyangan ini saya garap Juni 2012, saya merencanakannya dari 2011. Kalau tidak salah ingat, saya kirim e-mail ke calon sponsor, saya pengin berkreasi, karena rekaman di luar (negeri) cukup sulit dari segi keuangannya. Tapi, hasilnya nol, pada enggak mau, mungkin berpikir balik modalnya gimana," cerita Budjana dalam jumpa pers peluncuran album Joged Kahyangan, Kamis (23/5/2013) malam di Red White (RW) Lounge, Kemang, Jakarta Selatan.

Tak patah arang, Budjana akhirnya bertemu pengusaha asal Bali, I Gusti Ngurah Bagus Wijaya Santosa, yang bertindak sebagai produser eksekutif pada album Joged Kahyangan. "Sampai akhirnya saya bertemu Pak Wijaya dan dia tertarik sekali," ujar lelaki Bali ini.

Setelahnya, Budjana langsung tancap gas untuk merekam delapan komposisi terkininya, yaitu "Cloud of Foggy", "Joged Kahyangan", "Dang Hyang Story", "As You Leave My Nest", "Majik Blue", "Erskoman", "Guru Mandala", dan "Borra's Ballad" di Firehouse Recording Studio, Pasadena, California (AS), 7 Juni 2012. Akhirnya saya berangkat rekaman, rekamannya cukup sehari saja," kata Budjana.

Di Pasadena, Budjana menggandeng Peter Erskine (drum), Bob Mintzer (saksofon tenor, klarinet, dan bas klarinet), Jimmy Johnson (bas elektrik), Larry Goldings (piano), dan Janis Siegel. Budjana punya alasan mengapa harus melibatkan para artis musik dunia tersebut.

"Kenapa saya rekaman di Amerika, karena sebelumnya saya rekaman dengan ornamen musik tradisional, tapi di album ini saya pengin rekaman live. Saya sengaja tulis partiturnya saja, supaya (dengan) musisi barat ini ada interaksinya. Itulah yang disebut bahasa musik," jelas Budjana.

"Akhirnya album ini (merupakan) perpaduan dengan (partitur) yang saya buat di sini, ditambah dengan interpretasi mereka. Banyak nada yang mereka jarang bawakan. Dan, semua selesai dalam tujuh jam, tujuh lagu selesai," lanjutnya.

Budjana sadar bahwa pembuatan Joged Kahyangan tergolong nekat. Namun, itu ditempuhnya demi mendapatkan terapi. "Buat saya, yang paling penting adalah berkarya, karena berkarya adalah terapi buat diri sendiri," tegas suami dari Putu Borrawati dan ayah dua putra ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com