Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Rumah Kaca Sesalkan Kematian Ketua Panitia Locstock Fest

Kompas.com - 27/05/2013, 05:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kematian ketua panitia Local Stock Festival (Locstock Fest), Yoga Cahyadi (36), disesalkan grup band Efek Rumah Kaca. Yoga tewas setelah diduga menabrakkan diri ke kereta api yang melintas di kawasan Gowok, Bantu, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (26/5/2013) pagi.

"Pertama-tama kami dari ERK turut berduka ya atas kejadian ini. Saya rasa semua band enggak mau kejadian ini berakhir kayak begini," kata Cholil Mahmud, vokalis dan gitaris ERK, saat dihubungi per telepon oleh wartawan di Jakarta, Minggu (26/5/2013) malam. Grup beranggotakan Cholil, Adrian Yunan Faisal (vokal latar dan bas), dan Akbar Bagus Sudibyo (drum), mengetahui kabar Locstok Fest berlangsung memprihatinkan.

Sebelum kematian Yoga, kata Cholil, festival musik yang semestinya digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (25/6/2013) tersebut tak ada kejelasan. ERK adalah salah satu band yang dijadwalkan tampil dalam pergelaran musik itu.

ERK, ujar Cholil, sudah memegang tiket untuk terbang ke Sleman dan siap berangkat. "Terus kami dapat kabar jam dua pagi dari teman-teman di sana kalau acara enggak berjalan baik," kata Cholil.

Menurut Cholil, ERK tak begitu saja mempercayai kabar itu. Mereka pun berupaya menghubungi panitia Locstock Fest untuk mendapatkan kepastian. "Kami sebenarnya sudah coba hubungin panitia tapi engga ada jawaban. Selain itu, banyak juga faktor yang membuat kami enggak jadi berangkat, seperti kesedian peralatan dan sebagainya," kata Cholil.

Hingga saat ini, penyebab Yoga mengakhiri dirinya belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa kicauan di jejaring sosial Twitter ramai menyebutkan Yoga bunuh diri lantaran tertekan akibat kegagalannya menggelar Locstock Fest.

Mengenai rumor penyebab kematian Yoga, Cholil tak dapat memastikan kebenarannya. "Kalau itu saya belum cek ke manajemen keuangan ya. Tapi yang jelas kami harus instropeksi diri juga. Mungkin mereka enggak bisa bayar (band penampil) karena sepi penonton, tiket kemahalan, atau banyak faktor lainnya lah," ujar dia.

Menurut Cholil, andai saja panitia Locstock Fest benar-benar kesulitan biaya, maka hal ini semestinya bisa dibicarakan secara baik-baik. "Kejadian mirip kayak gini pernah kami alami juga. Tapi (ketika itu) akhirnya kami main tanpa dibayar," cerita Cholil.

"Ya kami sih enggak apa-apa walaupun enggak ada bayaran juga. Tapi dengan niat mereka untuk mengundang kami main sebenarnya itu udah suatu usaha buat majuin musik Indonesia. Sebenanrny band yang diundang juga terbantu. Mereka bisa dikenal orang main di acara itu," lanjutnya.

Kejadian ini pun menurut Cholil diharapkan bisa dijadikan pelajaran berharga agar tak terulang di kemudian hari. "Ini sebetulnya pelajaran buat kita semua ya. Musik itu kan seharusnya enggak membuat orang tertekan dan berkahir kayak gini, kalau kayak gini ya lebih baik engga ada musik. Seharusnya masalah ini penyelesainnya bisa diobrolin lah jangan sampai berakhir seperti ini," sesal Cholil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com