Novel karya Clancy telah banyak menginspirasi film hit Hollywood. Sampai meninggal, Clancy telah menulis 25 buku fiksi maupun non-fiksi. Di antara bukunya adalah novel The Hunt for Red October"yang dilansir pada 1984, juga
Patriot Games dan Clear and Present Danger."Dia adalah seorang penulis yang sempurna, menciptakan thriller modern,
dan merupakan salah satu pendongeng visioner paling besar di era kita," kata eksekutif Penguin Group David Shanks dalam sebuah pernyataan, Rabu (2/10/2013). "Aku akan sangat merindukannya, demikian juga puluhan juta pembacanya di seluruh dunia," tambah Shanks.Surat kabar Baltimore Sun mengatakan Clancy, penduduk asli Maryland, Amerika Serikat, meninggal pada Selasa (1/10/2013) setelah sakit dalam waktu singkat. Dia sempat dirawat di rumah sakit John Hopkins di Baltimore, Maryland."Tom Clancy adalah seorang penulis yang luar biasa dengan anugerah kemampuan membuat detail, memikat para pembaca dengan cerita fiksi yang mengasyikkan," kata Ubisoft pada halaman Facebook-nya.
Clancy pun disebut sebagai pemilik bukan mayoritas dari tim bisbol Baltimore Orioles. Saat mengirimkan draf novel "The Hunt for Red October", Clancy adalah seorang sales asuransi. Dia "ditemukan" oleh Deborah Grosvenor, editor di Naval Institute Pers yang dikirimi draf naskah tersebut.
Penerbitan kecil tersebut kemudian berkembang berkat novel fiksi bertema kelautan. Kisah yang ditulis Clancy soal perburuan kapal selam Uni Sovyet, mendapatkan momentumnya. Jack Ryan, menjadi salah satu karakter abadi dalam novel-novel fiksi Clancy.
Ryan adalah analis badan intelijen Amerika (CIA) berlatar militer dengan spesialisasi operasi rahasia melawan Uni Soviet. Diceritakan dalam novelnya, Ryan kemudian terjun ke dunia politik di Washington.
New York Times menempatkan 17 novel Clancy dalam daftar "best seller".
Novel terakhir Clancy Command Authority yang baru akan diterbitkan pada Desember 2013, direncanakan sebagai hadiah Natal.Kadang-kadang, alur cerita novel Clancy bisa menjadi semacam ramalan yang menakutkan. Novel Debt of Honor, misalnya, bercerita tentang serangan kamikaze Jepang ke Gedung Capitol di Amerika Serikat menggunakan pesawat Boeing 747.
"Saya tidak pernah mendapat surat penggemar dari Osama bin Laden dan tak tahu seberapa banyak novelnya terjual di Afganistan," kata Clancy kepada CNN pada 2003, dua tahun setelah "Black September". Serangan nyata tersebut, yang menyasar menara kembar World Trade Center dan Pentagon, meskipun gagal menyerang Gedung Capitol, memiliki alur mirip novel "Utang Kehormatan" itu.