Pembatalan ini membuat kecewa ribuan masyarakat Pamekasan. Sebab dua panggung hiburan ini sudah ditunggu sejak lama, karena sepinya hiburan yang ada di Pamekasan, yang dikenal dengan Kota Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam).
Subhan, salah satu warga Kecamatan Kadur kepada Kompas.com mengaku tidak tahu jika kedua konser tersebut digagalkan mendadak. Bahkan ketika dirinya bersama satu rombongan 15 orang, mendatangi stadion tempat konser dangdut, di dalam lapangan gelap gulita.
"Karena di stadion seperti kuburan, kami bersama kawan-kawan pindah ke lapangan 516 mau nonton musik band. Namun tidak ada orang sama sekali," terang Subhan.
Di Kompi 516 Pamekasan, panggung sudah ditata sejak dua hari yang lalu. Berbagai umbul-umbul sudah selesai dipasang di beberapa sudut kota di Madura. Bahkan personel Five Minute, sejak kemarin sudah di Pamekasan dengan berbagai agenda. Di antaranya talk show di beberapa stasiun radio, serta mengunjungi beberapa kantor perusahaan pendukung acara konser perdananya di Pamekasan.
"Kami bingung sekaligus kecewa karena dua hiburan mendadak pembatalannya. Seharusnya pemerintah lebih tegas soal aturan hiburan yang layak di Pamekasan," imbuhnya.
Sebelumnya, beberapa perwakilan ulama mendatangi kantor Polres Pamekasan. Kedatangan mereka meminta agar semua pentas hiburan yang ada di Pamekasan ditutup. Sebab hiburan yang disajikan ke warga semuanya mengundang maksiat.
Kepala Polres Pamekasan, Ajun Komisaris Besar Polisi, Nanang Chadarusman kepada sejumlah media menjelaskan, konser musik yang diadakan Kodim 0826 Pamekasan itu belum mengajukan izin sehingga pelaksanaannya ditunda.
Sebelumnya, konser musik disc jockey (DJ) yang digelar di stadion R. Sunarto Hadiwidjojo juga batal. Pembatalan langsung dilakukan oleh Wakil Bupati H-1 konser. Padahal semua perizinan lengkap. Namun secara sepihak, Wabup Pamekasan menggagalkan secara lisan, di hadapan mahasiswa yang menolak konser konser musik DJ.