Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sara Bareilles, Kuda Hitam untuk Taylor Swift di Grammy Awards 2014

Kompas.com - 27/01/2014, 05:29 WIB
Irfan Maullana

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com — Nama vokalis Sara Bareilles memang tak setenar Taylor Swift, Daft Punk, atau Macklemore & Ryan Lewis yang sama-sama bersaing memenangi Best Pop Solo Performance di Grammy Awards 2014. Namun, Bareilles patut diperhitungkan sebagai kuda hitam nomine di Grammy Awards ke-56 ini.

Saat dinominasikan masuk ke dalam kategori Album of the Year, Bareilles mengaku juga terkejut setelah mengetahui dia harus menghadapi Swift, Daft Punk, dan Macklemore & Ryan Lewis. "Saya berteriak kegirangan," kata artis musik berusia 34 tahun tersebut.

"Saya sedang berada di sebuah hotel di Las Vegas dan saya yakin orang-orang di kamar di sekitar saya berpikir saya telah dibunuh," lanjut Bareilles dalam canda seperti yang diberitakan New York Daily.

Peluang album baru Barerilles, The Blessed Unrest, sama besarnya dengan peluang Bareilles memenangi kategori Best Pop Solo Performance. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, pemegang Grammy tak pernah bisa diduga.

Bukti kemenangan-kemenangan tak terduga itu, antara lain, Arcade Fire yang sukses merebut penghargaan album terbaik tiga tahun lalu. Juga, bintang dance-music Gotye, yang memboyong Song of the Year 2013. Malam penganugerahan Grammy 2014 bakal digelar dan disiarkan langsung pada Minggu (26/1/2014) pukul 20.00 sampai 23.30 waktu setempat. 

Album Bareilles dinilai memiliki kedekatan dengan warga New York. Nyawa lagunya ditentukan di sana, dengan referensi yang menonjol dari Manhattan dan Queens. Meskipun lahir di California utara, Bareilles pindah ke New York sebelum membuat rekaman.

"Saya merasa stagnan, jadi saya pergi dalam pengembaraan ini untuk mencari pencerahan," kata Bareilles. "Meski New York cukup asing, saya tahu ini akan baik bagi saya. Saya merasa begitu bersemangat, mampu, dan mandiri di sini," lanjutnya.

Untuk lagu "Chasing The Sun", Bareilles mengaku terinspirasi dari tempat pemakaman Kalvari di Queens. "Seorang artis, teman saya yang tinggal di Brooklyn menulis e-mail kepada saya sambil mengatakan bahwa saya harus berlari ke kuburan itu," kata Bareilles.

"Dia mengatakan batu nisan terlihat seperti adik dari gedung pencakar langit. Gambar itu begitu kuat, dan saya membangun seluruh lagu di sekitarnya," lanjut Bareilles. Sedangkan dalam lagu "Manhattan", Bareilles jadikan sebagai lagu yang menggambarkan kota tersebut sebagai penolak cinta.

Lirik "Manhattan" mencerminkan situasi kehidupan nyata, seperti ketika Bareilles mengakhiri hubungan jangka panjang dengan seorang pria sebelum ia pindah ke New York. "Dia selalu mengatakan dia akan pindah ke sini," kata dia. "Dan Ironisnya, saya tetap melakukannya," lanjutnya.

Di satu sisi lagu ini juga bisa dianggap sebagai perumpamaan untuk semua orang yang merasa dikalahkan oleh biaya hidup dan persaingan di New York. "Kota ini adalah bunglon," kata Bareilles. "Sangat mudah untuk menilai kekalahan Anda di sini karena kemenangan Anda," imbuh dia.

Namun, "Brave" menjadi lagu yang paling mendapatkan perhatian. Bareilles menciptanya untuk memotivasi temannya yang gay. "Brave" merupakan satu dari dua lagu bertema gay dalam ajang Grammy, di samping lagu "Same Love" yang dinyanyikan Macklemore & Ryan Lewis untuk mendukung The Marriage Equality Act.

Selain liriknya, "Brave" juga patut mendapat perhatian dari mereka yang mengunggulkan Katy Perry dengan hitnya, "Roar", untuk kategori Song of the Year. Bareilles, yang juga sahabat Perry, mengatakan bahwa lagu mereka mirip satu sama lain.

"Tidak lebih dari dua lagu lain yang kebetulan jatuh ke dalam pembuluh darah yang sama," ujar Bareilles. "Orang-orang menjadi setan atas nama saya," sindir Bareilles kepada mereka yang pernah menyerang Perry. "Saya pikir itu mengerikan," katanya lagi.

Pada malam penghargaan ini, Bareilles yang dikenal sebagai vokalis sekaligus pianis akan tampil bersama artis musik panutannya, Carole King. "Ini adalah hal yang keren, yang bisa saja terjadi, " kata Bareilles. "Dia panutan saya."

Setidaknya, kesempatan tampil di panggung Grammy bersama panutannya bisa menjadi hiburan untuk Bareilles seandainya nanti harus pulang tanpa piala. Sebab, dalam pikirannya bukanlah kemenangan yang paling utama. "Saya bukan orang yang sangat kompetitif. Pada akhirnya, kami semua hanya beruntung untuk berada di sana," tutur Bareilles.

Sumber: nydailynews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com