Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Philip Seymour Hoffman, Bakat dan Perjuangan Melawan Kecanduan Narkoba

Kompas.com - 04/02/2014, 09:56 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber CNN,Reuters
NEW YORK, KOMPAS.com — Philip Seymour Hoffman, aktor yang diakui sebagai salah satu bakat terbesar di industri seni peran, ditemukan tewas dengan dugaan overdosis heroin, Minggu (2/2/2014). Baru tahun lalu dia mengaku harus kembali berurusan dengan rehabilitasi narkoba setelah sempat "bersih" selama 23 tahun.

Sebelumnya, pada 2011, Hoffman masih menyebut kecanduan narkoba sebagai cerita dari masa lalunya. Dalam wawancara dengan 60 Minutes dia masih bertutur bagaimana dia susah payah melewati masa buram saat kecanduan alkohol dan narkoba. "Apa pun (narkoba dan alkohol) yang bisa saya dapatkan, saya suka," kata dia saat itu.

Dalam wawancara pada 2011, Hoffman mengatakan alasannya meninggalkan narkoba dan alkohol. "Kamu bisa panik.. Aku 22 tahun dan aku panik dengan hidupku. Hanya itu," kata dia soal perjuangannya sekitar 20 tahun sebelumnya.

"Saya selalu berpikir, 'Oh Tuhan, saya begitu berempati dengan aktor-aktor muda berumur 19 tahun yang tiba-tiba menarik, terkenal, dan kaya'. (Sedangkan) aku seperti, 'Oh Tuhan, aku akan mati'," tutur Hoffman.

Potret perjuangan para pencandu

Pakar soal kecanduan, Dr Drew Pinsky, mengatakan pengakuan terbuka Hoffman merupakan potret dari perjuangan para pencandu lepas dari kecanduannya. "Seseorang dengan kecanduannya, (ibarat) melakukan push-up seumur hidup, bahkan lebih dari itu, dengan kemungkinan tinggi untuk kambuh," kata dia.

Pinsky mengatakan sudah ada banyak tempat rehabilitasi dengan perawatan memadai. Para pencandu, kata dia, pada umumnya akan kerap berurusan dengan rehabilitasi ini. Banyak hal lalu berjalan baik ketika pencandu kembali masuk rehabilitasi, tetapi tak jarang juga kematian yang terjadi karena kekambuhan kecanduan.

"Kita hanya harus terus mengingatkan diri kita (soal bahaya kecanduan) itu. (Apalagi) sekarang bakat terbaik dari kita pun sudah diambil (sebagai korban penyalahgunaan narkoba)," ujar Pinsky.

Setelah keluar dari rehabilitasi pada tahun lalu, Hoffman menyewa apartemen tempat dia kemudian ditemukan tewas. Keluarganya, teman hidup dan tiga anaknya, tinggal di apartemen berbeda di kawasan yang sama.

"Dia adalah bakat raksasa," ujar banjir reaksi kolega Hoffman, dari aktor, sutradara, kepala studio, dan penggemar. "Ini adalah hari yang mengerikan bagi mereka yang pernah bekerja dengan Philip," kata aktor Tom Hanks dalam sebuah pernyataan. "Dia adalah bakat luar biasa. Kami berduka untuk keluarganya."

Lionsgate, studio di balik film The Hunger Games yang dibintangi Hoffman, menggambarkan lelaki berumur 46 tahun ini sebagai salah satu aktor paling berbakat dari generasi saat ini.

Robert De Niro yang bermain bersama Hoffman dalam Flawless pada 1999 menyatakan kesedihannya dengan mengatakan, "Ini adalah salah satu saat-saat di mana Anda mengatakan 'Ini tidak seharusnya. Dia begitu muda dan berbakat dan memiliki begitu banyak hal untuk terjadi, begitu hidup'."

Film-film Hoffman

Hoffman memenangkan kategori aktor terbaik Academy Award pada 2005 untuk perannya di film Capote. Dia juga mendapat banyak pujian untuk beragam perannya di film maupun panggung broadway. 

Debut pertama Hoffman di Hollywood adalah peran kecil sebagai teman sekelas Chris O'Donnell dalam film Scent of a Woman yang dirilis pada 1992. Bertahun-tahun berikutnya dia adalah aktor dengan kemampuan luar biasa, tetapi tak menjadikannya begitu tenar untuk masyarakat luas karena dia cenderung menjadi pemain watak dalam film-film yang dibintanginya.

Deretan film yang pernah melibatkan Hoffman di dalamnya, antara lain Hard Eight, Happiness, Magnolia, Almost Famous, Hunger Games, dan Mission Impossible. Dia juga sempat menjadi nomine aktor pendukung terbaik dari Charlie Wilson's War, Doubt, dan The Master.

Bulan lalu, Hoffman masih muncul di depan publik di Festival Film Sundance, untuk tayang perdana film yang dia bintangi God's Pocket.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com