Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KungFu Sampai Mati

Kompas.com - 17/11/2014, 06:43 WIB
KOMPAS.com - Menu utama film kungfu adalah pertarungan antara tokoh protagonis dan antagonis. Menu lain diracik untuk mengantarkan menu utama tersebut agar menjadi lebih menendang dan menohok. Dengan jurus klasik itulah ”Kung Fu Jungle” secara menarik disuguhkan sutradara Teddy Chan yang menampilkan aktor Donnie Yen dan Wang Baoqiang.

Plot sangat encer. Seorang pembunuh beraksi di kota dan korban berjatuhan. Polisi kewalahan, lalu ada seseorang yang mengaku bisa menghentikannya. Cerita menjadi spesifik karena sang pembunuh hanya memburu orang berkelas pendekar. Puncak dari target sang pembunuh adalah pria berkelas pendekarnya pendekar. Itu mengapa Kung Fu Jungle juga diberi judul The Last of The Best.

Jagoan terakhir itu adalah Ha Hou Mou yang diperankan Donnie Yen. Sementara sang pembunuh adalah Fung Yu Sau yang dimainkan oleh Wang Baoqiang. Pengarakteran dua tokoh ini tampak dirancang dengan memberi kontras rasa. Secara fisik, Ha adalah pria klimis, halus, rapi, rupawan. Sebaliknya, Fung berwajah bengis, keras, kasar.

Sebagai pendekar kungfu, mereka juga berbeda ”ideologi”. Ha tidak akan menggunakan tangannya untuk memanjakan kekejaman. Sebaliknya Fung yang beraliran garis keras menggunakan kungfu untuk membunuh. Pertarungan baginya harus berakhir dengan kematian. Dia memang kungfu maniak.

Karakter Fung disorot cukup detail. Bagaimana ia mengubah cacat kakinya sebagai kekuatan dahsyat. Bagaimana ia melatih diri—tepatnya menyiksa diri—sehingga setiap bagian tubuhnya menjadi senjata mematikan. Kaki, tangan, buku jari, cakar, dan genggaman tangan, tangan semuanya adalah mesin pembunuh. Ia menguasai seluruh elemen yang dibutuhkan seorang petarung, termasuk ilmu pedang dan senjata lain. Fung menjadi sosok yang nggegirisi, dahsyat, mengerikan, menakutkan, dan mematikan.

Sinema tarung

Donnie Yen (51) memang menguasai beragam seni beladiri. Ia fasih dalam kickboxing, jeet kune do, hapkido, taekwondo, muay Thai, gulat, jiu-jitsu, judo, wing chun, dan wushu. Namun, dalam film laga, keterampilan beladiri bukan segalanya. Agar perkelahian enak dan indah ditonton, maka perlu ada koreografi. Orang kemudian menyebutnya sebagai pertarungan sinematis, bukan pertarungan teknis seperti pertandingan di pentas olahraga.

Selain itu, lokasi pertarungan juga menjadi pertimbangan tersendiri guna menambah sensasi visual. Seperti diketahui, film laga memang selalu mencoba mencari lokasi pertarungan yang mempunyai daya tarik visual. Pertarungan di sekitar bar sudah menjadi sangat umum.

Begitu pula pertarungan di atas gerbong kereta yang tengah melaju juga sudah menjadi klasik. Dalam Rush Hour 3 (2007), misalnya, Jackie Chan melakukan pertarungan di antara pilar-pilar baja Menara Eiffel, Paris.

Kung Fu Jungle tampak memperhitungkan benar lokasi pertarungan yang tampak dirancang untuk memberi kesan estetis dan eksotis. Fung misalnya bertarung dengan ”pensiunan” pendekar yang kemudian menjadi seniman di studio atau sanggar sang seniman. Mereka beraksi di instalasi karya sang seniman.

Lokasi lain yang dipilih adalah jalan raya dengan segala lalu lintas di sekitarnya. Ha dan Fung bertarung di antara kendaraan berat yang melesat kencang di kiri-kanan mereka. Kecepatan kendaraan, kolong kendaraan yang melintas, digarap menjadi panggung pertarungan yang sensasional secara visual.

Kung Fu Jungle secara sepintas menampilkan bintang legendaris era 1970-an David Chiang. Ada pula ”penampakan” Jackie Chan bintang era 1980-2000-an dalam Drunken Master. Kedua tokoh itu tidak berperan penting dalam keseluruhan Kung Fu Jungle. Namun, mereka seperti memberi penegasan bahwa film kungfu dari masa ke masa memang mempunyai penonton setia. (XAR)

Kung Fu Jungle
Sutradara/cerita: Teddy Chan
Pemeran: Donnie Yen, Wang Baoqiang, Charlie Young, Michelle Bai, David Chiang (sepintas)
Produksi: Emperor Motion Pictures/ Beijing Silver Moon Productions

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com