Tepuk tangan menggelegar menjadi saksi apresiasi atas suguhan permainan biola Iskandar Widjaja-Handar, lelaki yang menyuguhkan permainan khidmat itu. Dia, violis yang berdomisili di Jerman, tetapi pada satu malam ini "menyihir" Bentara Budaya Jakarta.
"Mumpung ada anak muda jagoan biola lagi mudik, kenapa enggak kita minta dia ngamen di sini?" ujar Corporate Communication Director Kompas Gramedia Widi Krastawan, sebelum penampilan Iskandar.
Iskandar tak hanya tampil sekali. Dia pun menyuguhkan pesona yang sama saat berkolaborasi dengan ianis kelas dunia Christine Utomo, dalam pergelaran bertajuk "Musik yang Membebaskan" itu.
Lagu-lagu klasik seperti Sonata for Violin and Piano G-Major K301, mengalun dari gesekan dawai biola Iskandar. Gestur dan ekspresi Iskandar saat bercengkerama dengan biolanya mempertegas lagu yang dibawakannya, menjadi suguhan yang enerjik dan hidup.
Nada-nada minor dimainkan Iskandar dengan alunan lembut dan ekspresi sedih. Adapun saat memainkan nada-nada mayor, Iskandar tampil berenergi diperkuat dengan hentakan-hentakan badannya. "Misi saya ingin membawa musik berkualitas tinggi ke negara ini," ujar Iskandar sederhana, soal kesediaannya tampil di Bentara.
Senyum, menjadi ekspresi tambahan dari wajah Iskandar saat memainkan lagu-lagunya. Kekhidmatan dan energi yang sama terus dia tampilkan, termasuk ketika berkolaborasi dengan Ciliwung Merdeka--gerakan kemanusiaan beranggotakan anak-anak pinggiran dan remaja kampung di bantaran Ciliwung. Hanya satu kata, mempesona!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.