Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JJF 2015, Tentang Lenturnya Festival Jazz

Kompas.com - 06/03/2015, 21:08 WIB
JAKARTA. KOMPAS.com -- Jakarta International Java Jazz Festival kembali dihelat mulai hari ini di Jakarta International Expo Kemayoran. Perbincangan di media sosial tentang penampil yang dianggap "enggak jazz" silakan dikesampingkan saja. Sebab, festival yang telah memasuki penyelenggaraan kesebelas tahun ini akan membuktikan bahwa jazz bisa sangat lentur.

Ketika Java Jazz Production sebagai penyelenggara mengumumkan Sheila on 7 sebagai salah satu penampil, dahi mulai mengernyit. Tak heran sebab kuartet asal Yogyakarta ini lebih tenar sebagai band pop. Kalaupun ada warna rock, mereka cenderung berada di jalur rock aman yang mudah diterima.

Tapi jazz? Rasa-rasanya Sheila on 7 tidak besar dengan aliran ini. Bisa jadi, jazz adalah salah satu jenis musik yang mereka dengar, tetapi tidak mereka sajikan. Namun, penyelenggara punya perhitungan untuk mengajak band yang pencinta pertamanya saat ini ada di usia mapan.

Sheila on 7 akan disandingkan dengan Ron King Big Band. Nah, kelompok yang dipimpin Ron King ini adalah jaminan mutu dalam memainkan jazz, khususnya yang mengutamakan sesi musik tiup. Mereka pernah tampil pada Java Jazz tahun lalu berkolaborasi dengan Dira Sugandi.

Bintang pop internasional Christina Perri juga bakal beraksi pada hari terakhir festival, Minggu. Java Jazz ini akan jadi kunjungan kedua Christina di Indonesia. Pelantun tembang hit "Human" ini pernah menggelar konser tunggal di Jakarta tiga tahun silam. Apakah Christina akan men-jazz-kan lagu-lagu bekennya? Simak saja hari Minggu pukul 19.30 di panggung D2 Main Stage.

Java Jazz Festival (JJF) kali ini memanggungkan Jessie J pada special show, Minggu pukul 22.00. Untuk bisa menyimak pelantun hit "Bang Bang" dan "Price Tag" ini penonton harus membayar lagi di luar harga tiket.

Lebih banyak anak muda
Executive Director Java Jazz Production Paul Dankmayer punya alasan menempatkan Jessie J sebagai bintang spesial.

"Jessie J ini kami anggap bisa menarik kerumunan penonton berusia muda untuk mengalami atmosfer festival jazz internasional," kata Paul, yang bersama Peter F Gontha merancang festival jazz ini sejak awal.

Pernyataan Paul itu cukup menarik. Pria yang pernah mengerjakan North Sea Jazz Festival di Belanda ini berpendapat, karakter penonton festival jazz di Indonesia berbeda dengan festival di Eropa. Di sana, festival jazz dihadiri penonton berusia 35 tahun sampai 55 tahun. Di Indonesia, penonton berusia 20 tahunan justru lebih banyak.

Oleh sebab itu, setiap perhelatan Java Jazz berusaha menyajikan penampil yang sedang digandrungi pendengar muda. Tahun ini, selain nama yang sudah disebut tadi, ada band pop Mocca yang banyak lagunya berwarna swing, yang sering diidentikan dalam keluarga jazz.

"Si Gajah" bersuara emas, Tulus, akan tampil pada Sabtu pukul 18.45. Satu jam setelahnya, jangan lewatkan penampilan penyanyi belia Danilla, yang album perdananya, Telisik, mulai mendapat tempat di radio-radio Nusantara.

Jika menyimak salah satu lagu Danilla, "Ada di Sana", terdengar petikan gitar akustik yang agak ngejazz juga. Lagu itu sedikit mengingatkan pada musik Payung Teduh, yang juga tampil di Java Jazz ini pada Jumat tengah malam.

Kalau suka dengan corak musik semacam ini, simak aksi duo Anda Perdana dan Reza Achman dalam Matajiwa, yang masing-masing punya akar rock dan blues yang kental.

JJF 2015 kedatangan bintang istimewa, Chris Botti, yang bakal memanjakan penonton lewat tiupan trompetnya pada Minggu malam. Chris adalah peraih Grammy Awards 2013 kategori album pop instrumental lewat album Impressions. Chris kerap memainkan lagu jazz standar dan lembut, seperti "What a Wonderful World" dan "Over the Rainbow".

Secara keseluruhan, kata Eki Puradiredja, program manager festival ini, pada Jumat bakal ada 61 pertunjukan, Sabtu 64 pertunjukan, dan hari terakhir 62 pertunjukan. Karena padatnya jadwal itu, ada baiknya periksa dulu jadwal detail di situs web www.javajazzfestival.com supaya tidak melewatkan aksi artis idaman.

Jadi, sudah siap ngejazz di Kemayoran? Jangan lupa beli tiketnya, ya. Untuk satu hari, harga tiket dibanderol Rp 440.000 dan tiket terusan tiga hari Rp 1,1 juta. Untuk bisa menonton Jessie J harus menambah Rp 330.000. Sampai jumpa di arena. (HERLAMBANG JALUARDI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com