Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OMNI: Dari Semua untuk Semua

Kompas.com - 12/05/2015, 09:54 WIB
Yulianus Febriarko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Dalam bahasa latin, kata omni berarti semua. Kata itu menunjukkan keseluruhan elemen yang ada atau yang sedang dibicarakan. Ada sebuah kalimat bahasa latin yang berbunyi omnia me cum porto, artinya aku membawa semua di dalam diriku.

Hal itu pulalah yang mendasari kuartet Amank Syamsu (vokal), Rully Worotikan (gitar), Romi Sophiaan (bas), dan Rian Bamiftah (drum) dalam menamakan grup musik indie beraliran rock magnetic yang mereka dirikan dengan nama OMNI.

"Kami terbentuk sejak April 2012. Pemilihan nama OMNI sendiri adalah hasil voting dari kami berempat. OMNI sendiri berarti semua. OMNI juga bisa ditafsirkan sebagai multi direction. Artinya kami ingin menggabungkan musik apa yang ada dalam diri kami dan mengarahkannya ke semua arah," tutur Rully, sang pengendali riff-riff gitar 'berbahaya' OMNI, mewakili kawan-kawannya ketika berbincang dengan Kompas.com sebelum tampil di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (6/5/2015).

Lanjut Ruli, OMNI merupakan band yang awalnya dibentuk sebagai sebuah proyek sampingan karena para personilnya memiliki kesibukan dengan band mereka masing-masing. "Kami masing-masing juga punya kesibukan masing-masing. Jadi, cocoklah kalau nama band ini OMNI karena kami datang dari berbagai arah juga," katanya.

Apa yang dikatakan Rully itu bukanlah isapan jempol belaka. Karena, sebelum membentuk OMNI, keempat personilnya telah malang melintang di dunia musik Indonesia. Amank Syamsu sang vokalis selama ini banyak dikenal publik sebagai penyanyi rap yang sering tampil bersama duo Mahadewi. Sang pencabik bas Romi Sophiaan adalah putra dari almarhum aktor kenamaan Sophan Sophiaan, memiliki band beraliran grunge bernama Konspirasi. Sementara gitaris Rully Worotikan sebelumnya sibuk menjadi produser bagi Armada, RAN, Marcell Siahaan, hingga vokalis Vicky Shu. Ryan Bamiftah sang drummer pun juga aktif dalam bandnya, Senjakala.

Rully lantas menceritakan kisah bagaimana awalnya OMNI terbentuk. "Awalnya, gue pernah kerja sama dengan mereka semua. Nah, gue pernah main bareng Amank dulu di kafe. Band kafe gitu. Setelah kelar di kafe, gue pengin bikin band dan gue penginnya vokalisnya harus Amank. Emang susah juga pada awalnya buat bertemu dan membahas ini. Jadi, gue nunggu orang-orang ini di momen dan waktu yang tepat," cerita Rully.

"Gue hubungin Amank dulu, bilang kalau udah gue udah dapet pemain bas sama drumnya, padahal waktu itu gue belum bilang ke Romi dan Ryan. Pokoknya, ketika Amank bilang ya, batu gue hubungin Romi dan Ryan Akhirnya jadi deh band ini," lanjutnya lalu tertawa.

Meski pada awalnya OMNI adalah sebuah band proyek sampingan di tengah-tengah kesibukan personilnya dalam dunia musik, lambat laun OMNI malah menjadi band utama bagi kuartet yang banyak terinspirasi dari band-band metal, rock, dan grunge di era 1990-an.

"Awalnya kami sebut project. Amank bilang, 'Kalau ini jadi project aja ya biar enggak ngeganggu yang lain'. Tapi, hari pertama ngejam jadi satu lagu, hari kedua jadi satu lagu dan seterusnya, ngalir aja. Ya akhirnya malah OMNI ini yang jadi utama buat kami," ujar Rully.

Album Medulla Oblongata yang 'lahir' pada 2013 lalu menjadi bukti bahwa OMNI bukanlah sekedar band proyeksampingan bagi Amank, Rully, Romi, dan Ryan. Bernafaskan riff-riff cepat ala band thrash metal, ketukan drum dan cabikan yang rapat, serta vokal yang bertenaga, Medulla Oblongata menjadi 'mercusuar' bagi Omni untuk menyebarkan rock magnetic mereka.

"Kami masing-masing memang memiliki referensi dari band-band rock, metal, dan grunge di era 1980-1990-an. Gue sendiri banyak terpengaruh oleh band-band thrash metal, begitu juga Amank. Ryan lebih ke yang progresif dan kekinian antara lain Dream Theater, Slipknot, hingga Stone Sour. Sementara Romi banyak mendengarkan band-band grunge antara lain Alice in Chains, Pearl Jam, dan Soundgarden," ujar Rully menyimpulkan apa band-band apa saja yang memengaruhi mereka dalam bermain musik di OMNI.

Kedigdayaan rock magnetic disebut Romi sebagai rock oplosan, semakin berjaya kala 12 lagu di dalam Medulla Oblongata dimuat dengan lirik-lirik berkisah kehidupan, persahabatan, kemarahan, cinta, hingga kritik sosial.

Amank menjadi sosok yang banyak bertanggung jawab dalam pemberian nama judul album hingga dalam pembuatan lirik lagu-lagu di dalammya. "Medulla Oblongata sendiri adalah nama bagian dari otak yang menghubungkan dengan tulang belakang, yang ngontrol sifat-sifat manusia antara lain marah, benci, hingga cinta. Nah lagu-lagu di album ini juga isinya soal itu, yang menggambarkan sifat manusia. Selain itu nama Medulla Oblongata unik sih menurut gue, jadi dipakai deh buat judul album ini. Sedangkan untuk lirik lagunya, rata-rata yang bikin gue, tapi tetep gue diskusiin sama yang lain," kata Amank.

Apa yang dikatakan Amank seolah menjadi kenyataan dengan bertaburannya lirik-lirik yang berasal dari sifat manusia mennaggapi keadaan di sekitarnya. Tema kritik sosial banyak diambil antara lain untuk lagu "Padamu Negeri", "Tuan Anarki", "Bebas Dari Propaganda, dan "Politik Ini Untukmu Saja".

Selain itu, OMNI pun juga menggandeng beberapa nama tenar di kancah musik nasional untuk berkolaborasi dalam beberapa lagu di album mereka. Ini menjadi bukti bahwa OMNI pun sangat menjunjung tinggi nilai respek dalam jalur indie yang mereka pilih. Indra Q dan Baron termasuk dalam nama-nama yang berkolaborasi dalam album mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com