Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Slank: Pengobatan Narkoba Tidak Selalu Mahal

Kompas.com - 27/05/2015, 18:29 WIB
Thalia Shelyndra Wendranirsa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lima belas tahun lalu, pada tahun 2000, tiga personel Slank yang kecanduan narkoba—Bimbim (drum), Kaka (vokal), dan Ivanka (bas)—akhirnya lepas dari jerat berbahaya itu. Pada 2004, di area Markas Slank, Jalan Potlot III, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pihak Slank membuka tempat rehabilitasi. Mereka ingin para pencandu narkoba bisa sembuh dengan biaya yang, menurut mereka, tidak mahal.

"Waktu itu, pengobatan narkoba mahal. Slank sendiri minum obat China, per orang Rp 15 juta," kata Bimbim, drumer Slank, dalam wawancara di Markas Slank.

"Dari seperti itu, kami pengin, 'Ada enggak ya yang bisa murah atau gratis'," lanjutnya.

Akhirnya, dibuatlah tempat rehabilitasi tersebut.

Menurut Bimbim, yang terpenting dalam proses penyembuhan dari kecanduan narkoba adalah niat.

"Sebenarnya, segala pengobatan hanya membuat sugesti atau membuat orang mencoba untuk bener. Yang lebih utama, niatnya, sih," tutur Bimbim, yang percaya bahwa tubuh akan menggelontorkan racun-racun narkoba keluar.

Bimbim menerangkan, biaya di tempat rehabilitasi yang dibangun oleh Slank tidak mahal.

"Karena dulu sering merasa biayanya besar, akhirnya kami bikin rehabilitasi dengan biaya murah. Enggak besar. Paling besar biayanya ngasih makan aja," ujarnya.

Bimbim juga mengungkapkan bahwa kebanyakan dari pasien yang datang untuk menyembuhkan diri adalah para Slankers.

"Dulu, setiap Hari Antinarkoba, bulan Juni, selalu mengundang Slankers. Terus, kami (bilang), 'Siapa yang masih pakai drugs, siapa yang mau berhenti, ayo. Kalau lu ngomong, enggak gue anter ke polisi, kita rehab," kata Bimbim.

Hingga kini, menurut Bimbim, ratusan orang telah "membersihkan" diri di tempat rehabilitasi itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com