"Setiap perjuangan selalu melahirkan sejumlah pengkhianat dan para penjilat, jangan kau gusar, Sohibul Iman. Setiap perjuangan selalu menghadapkan kita pada kaum yang bimbang menghadapi gelombang, jangan kau kecewa, Anis Matta. Setiap perjuangan yang akan menang, selalu mendatangkan pahlawan jadi-jadian, dan para jagoan kesiangan. Memang demikianlah halnya, Ahmad Heryawan".
Dua puisi lain yang dibacakan Deddy adalah karya tokoh Nahdlatul Ulama, KH Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus, berjudul "Rasanya, Puisi Kemerdekaan", dan karya Taufiq Ismail yang ditulis tahun 1982 berjudul, "Membaca Tanda-Tanda". Puisi-puisi ini semuanya melukiskan kerisauan terhadap kondisi bangsa dan Negara Indonesia hingga saat ini. (DMU)