Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pengganti Rako Prijanto untuk Puisi-puisi "AADC? 2"

Kompas.com - 28/12/2015, 15:20 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — "Lihat tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi".

Begitulah sepenggal puisi yang dibacakan oleh Rangga (Nicholas Saputra) dalam teaser resmi film Ada Apa dengan Cinta? 2 (AADC? 2).

Puisi-puisi memang mewarnai kisah asmara Cinta (Dian Sastrowardoyo) dengan Rangga dalam AADC? dan AADC? 2. Jika puisi-puisi untuk film pertama ditulis oleh Rako Prijanto, ada orang yang berbeda yang menjalankan tugas itu untuk film sekuelnya.

Ia adalah M Aan Mansyur, seorang penulis kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, yang sudah menelurkan beberapa buku kumpulan puisi, cerpen, dan novel.

"Bulan April lalu, waktu persiapan peluncuran buku saya di Yogya, Mbak Mira (Mira Lesmana) bertanya, 'Kami lagi mau bikin AADC? 2 nih, dan kami butuh puisi. Kamu mau enggak?' Saya pikir, kenapa tidak?" cerita Aan dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (27/12/2015).

Ia bercerita pula, pembuatan puisi-puisi untuk AADC? 2 memakan waktu hingga tiga bulan.

Ia melakukan riset dengan menonton lagi film AADC? berulang-ulang.

Ia juga membaca buku-buku tentang New York atau mengikuti sejumlah akun Instagram milik orang-orang yang tinggal di kota tersibuk di AS itu, tempat Rangga menetap dalam AADC? 2.

Ia harus memahami perasaan Rangga yang rindu Tanah Air, rindu keluarga, dan orang-orang lain yang dicintainya.

"Saya seperti harus meletakkan kepala saya dan memasang kepala Rangga untuk melihat cara berpikir Rangga. Puisi-puisi Rangga dalam film ini lahir dari cara berpikir Rangga dan juga persoalan-persoalan yang dihadapi Rangga," ujarnya.

Ia berharap, dengan kondisi bahwa puisi-puisi masuk lagi ke film, publik merasa percaya akan bahasa.

"Saya ingin puisi dalam AADC? 2 ini menjangkau lebih jauh dari apa yang sudah diraih AADC? yang pertama. Ditambah lagi, saya membayangkan orang-orang yang membaca puisi ini adalah yang dekat, tetapi jauh sekali, seperti mendapatkan surat dari orang yang begitu kita rindukan sekaligus kita benci," ucapnya.

Aan telah meluncurkan beberapa buku puisi, antara lain Kukila (2012), Kepalaku: Kantor Paling Sibuk di Dunia (2014), dan Melihat Api Bekerja (2015).

Ia juga sudah mengeluarkan sejumlah novel, Perempuan, Rumah Kenangan (2007) dan Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi (2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com