Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu Naga: Yang Tertangkap 2016, Pemain Lama Narkoba dan Prostitusi

Kompas.com - 04/01/2016, 12:10 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Memulai 2016, ahli psychocybernetics Suhu Naga memiliki pesan-pesan untuk para pelaku industri hiburan Indonesia.

Kerika diwawancara per telepon oleh Kompas.com, Minggu (3/1/2016), ia menyampaikan tiga hal yang harus diperhatikan.

1. Kecelakaan, narkoba, dan prostitusi
Menurut Suhu Naga, tertangkap karena narkoba atau prostitusi merupakan sebagian kejadian yang mungkin menimpa para penghuni industri hiburan dalam negeri.

Namun, menurut ia pula, kejadian-kejadian itu tidak seheboh pada 2015.

"Saya lihat, bisa jadi pemain-pemain lama yang ketangkep, yang terulang. Tidak menutup kemungkinan, semua kalangan di entertainment. Tapi, tidak mengarah ke inisial (nama tertentu) ya," ucapnya.

Hal lain yang mungkin menimpa para pelaku industri hiburan negeri ini adalah kecelakaan.

"Hati-hati dengan pergaulan dan kecelakaan ya," ucapnya lagi.

2. Sifat sombong, lebay (berlebihan), kejadian yang direkayasa (di-set), dan gimmick
Para pembenci alias haters, kata Suhu Naga, bisa jadi akan bersikap lebih nekat. Mereka tidak lagi menyakiti dengan kata-kata makian di media sosial saja, tetapi juga mulai berani menunjukkan ketidaksukaan mereka secara nyata.

"Pada 2016 ini mungkin bisa mengarah ke keisengan yang bisa melukai fisik (artis) yang dia enggak suka," tuturnya.

Lanjut Suhu Naga, hal itu tidak mereka lakukan di panggung ketika sang artis tampil. Mereka melakukannya ketika artis bersangkutan lengah, contohnya ketika sedang berjalan biasa di suatu tempat.

"Karena itu, di tahun 2016, yang lebay, settingan, dan gimmick memuakkan ya sebaiknya dikurangi, karena kemungkinan bonusnya nambah haters yang mulai nekat," ucapnya.

"Kedua, mungkin artis yang lose control, kesombongan dan keangkuhannya (harus) dikurangi," imbuhnya.

3. Serbuan talenta baru dari luar negeri 
Suhu Naga membaca, akan bermunculan banyak talenta baru, bukan hanya dari negeri sendiri, melainkan juga dari luar negeri.

"Serbuan talent dari luar negeri. Kalau dulu kita bersaing dengan talent lokal, sekarang kemungkinan bisa masuk talent luar dan menyerbu," ujarnya.

Apalagi, sambungnya, ajang pencarian bakat bisa semakin beragam.

"Jadi, tahun ini itu yang menarik, ajang pencarian bakat bisa beradu dengan jam yang sama dan lima stasiun televisi berlainan. Kita bisa bingung," ujarnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com