Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

#KembaliKeAkar, Eksplorasi dan Kampanye Musik ala KunoKini

Kompas.com - 27/02/2016, 06:00 WIB
Yulianus Febriarko

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com --
Sebagai grup band etnik eksperimental yang memainkan alat-alat musik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, KunoKini memiliki program #KembaliKeAkar untuk mendalami, mengeksplorasi, serta mengingat akar musik Tanah Air.

"Kami punya program #KembaliKeAkar. Jadi, kami datang ke berbagai kota, ngadain workshop sama komunitas-komunitas yang ada di kota itu karena kami juga ingin berhunbungan dengan komunitas atau seniman-seniman di beberapa daerah itu," kata personel KunoKini, Bhismo, ketika berbincang dengan Kompas.com di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (25/2/2016).

Pria bernama asli Adhi Bhisma Whraspati itu menjelaskan, dia bersama rekan segrupnya, Astari Achiel (Bebi) dan Dzulfikri Putra Malawi, memberi muatan #KembaliKeAkar dengan pelatihan, pembedahan karya-karya KunoKini, atau berkolaborasi dengan seniman-seniman di kota setempat yang mereka kunjungi.

"Harapannya mereka bisa mengambil sesuatu dari situ. Misalnya memasukkan nada-nada kulintang, atau main saksofon tapi nadanya ada nada alat sampelong atau bansi dari Padang. Instrumen Indonesia ada tempatnya di situ," tutur Bebi.

"Kalau sudah jago main alat modern, nah saatnya taste instrumen tradisional Indonesia juga bisa dimasukkan ke dalamnya. Itu pesan dari KunoKini-nya," lanjut dia.

Setelah proses lokakarya selesai, KunoKini juga mengajak mereka yang terlibat dalam workshop #KembaliKeAkar untuk tampil dalam sebuah pertunjukan.

"Kultur kami di situ jadi hybrid, di akhir workshop kami akhirnya bikin konser yang juga melibatkan teman-teman yang kami ajak workshop itu. Ada kolaborasi juga, misalnya kemarin pas di Yogya kami main sama Wukir dari grup Senyawa, main dengan Taring Padi, Dendang Kampungan, dan lain-lain. Ada sesuatu yang baru kami dapat dari situ, begitu pula dengan mereka yang ikut workshop," ujar Bhismo.

KunoKini menilai program yang sudah berjalan jalan selama tiga tahun terakhir di Jakarta, Bandung, Bali, dan Yogyakarta tersebut dapat menjadi sebuah kampanye khusus untuk mengajak anak-anak muda untuk kembali ke akar musik dengan mengenalkan berbagai instrumen tradisional.

"Ini juga menjadi misi kami yang akan kami teruskan ke depannya ke daerah-daerah lain. Mungkin kota-kota yang pernah kami kunjungi tadi akan kami kunjungi lagi," kata Bhismo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com