Lola Amaria: Penyandang Tunanetra Tidak Pernah Mengeluh

Sejak setahun lalu, ia melakukan riset di Sekolah Luar Biasa A Wyata Guna, Bandung, sebuah SLB tertua di Asia Tenggara.

Hasilnya?

Film Jingga, yang berkisah tentang para difabel dan kini sedang diputar di bioskop-bioskop di Tanah Air.

Tidak berhenti di situ. "Aku sedang roadshow menonton film Jingga bersama mereka yang tunanetra," ujar Lola, Sabtu (27/2).

Lola sedang dalam perjalanan dari Malang ke Surabaya. "Jingga diputar di beberapa kota di Jawa," kata Lola.

Saat menonton, para difabel didampingi pembisik, yang siap bercerita saat adegan film tidak memperdengarkan dialog.

Selama setahun melakukan riset di Bandung, Lola selalu "melemparkan" hal-hal spesifik yang ia temui di lapangan ke media sosial.

Akun Path dan Twitter-nya dipenuhi pengalaman-pengalaman unik, yang kalau disambung-sambung bisa jadi film.

"Aku cuma ingin berbagi melalui riset dan film ini. Bahwa kita harus bersyukur diberi indera penglihatan lengkap," kata Lola.

Film tentang kehidupan para tunanetra ini, tambah sutradara yang sering pula menjadi produser ini, memberi pemahaman bahwa para penyandang tunanetra tak pernah mengeluh.

"Meski hidup dalam kekurangan, mereka tidak pernah mengeluh. Dan, yang penting, mereka tidak mau dikasihani...," kata Lola. (CAN)

-----

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Minggu, 28 Februari 2016, dengan judul "Tidak Mengeluh",