JAKARTA, KOMPAS.com -- "Sayur buatan ibuku seperti sajak yang pernah kutulis. Aku perlu garam, Ibu. Kata kata menghilang," terdengar suara penyair Ni Made Purnamasari membacakan puisi karyanya.
Permainan harpa oleh Maya Hasan mendukung pembacaan puisi itu, yang berjudul Sayur Buatan Ibuku.
Sajian tersebut membuka penampilan Maya di panggung acara Puisi Bernyanyi di Bentara Budaya Jakarta, Selasa (26/4/2016) malam.
Selanjutnya, suara Ni Made menghilang. Yang tinggal adalah melodi nan merdu yang keluar dari petikan dawai-dawai harpa oleh Maya.
Layar panggung lalu menampilkan puisi Hatiku Selembar Daun karya Sapardi Djoko Damono.
Tak ada yang membaca puisi itu. Hanya ada Maya, yang, dengan tarian jari-jari tangannya, gemulai memetik dawai-dawai harpanya.
Para penonton dibiarkan menyelami sendiri kata demi kata dalam puisi tersebut dan terhanyut oleh permainan harpa Maya.
Setelah berhasil "menghipnosis" para penonton, Maya lalu menutup penampilannya lewat duetnya bersama finalis Indonesian Idol 2005, Ronald Silitonga, yang menyanyikan puisi Surat dari Ibu karya Asrul Sani.
"Kembali pulang anakku sayang, kembali ke balik malam! Jika kapalmu telah rapat ke tepi, kita akan bercerita tentang cinta dan hidupmu pagi hari," lantun Ronald.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.