Angga Dwimas Sasongko: Basi Kalau Tanya Pesan Moral Sebuah Film

JAKARTA, KOMPAS.com - Sutradara Angga Dwimas Sasongko mengatakan, pesan moral seharusnya bukan lagi hal yang perlu ditanyakan ketika akan atau telah menyaksikan sebuah film.

"Misalnya ditanya pesan moralnya (sebuah film) apa sih, buat saya basi. Karena sebenarnya penonton cari hiburan," ucapnya dalam wawancara di sela peluncuran platform online Sinema Edukasi (Sinedu.id) di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/5/2016) malam.

Soal nantinya setelah menonton, ada nilai-nilai yang bisa dipetik dari sebuah film maka itu tergantung dari interpretasi penonton.

Sebab, menurut Angga, meski tak diungkapkan secara langsung tetapi dalam film itu pasti ada pesan yang ingin disampaikan.

"Kan dalam film itu akan ada pelajaran yang menurut saya enggak perlu kita majuin di depan. Dengan ada skema, ada mekanisme sesuai umur, penonton pasti akan dapat pesan yang didesain filmmaker tersebut," tuturnya.

Ia menjelaskan, umumnya para sineas sejak awal sudah tahu segmentasi film yang mereka buat, apakah untuk anak-anak, remaja, atau dewasa.

"Kita tahu yang nonton siapa nantinya. Misalnya, film Cahaya dari Timur kan untuk remaja, makanya enggak ada adegan bacok darah-darahan. Karena ketika ada orang dibacok, maka rating film ini jadi dewasa. Walaupun kisah nyatanya ada pembacokan. Tapi kan pesan filmnya untuk remaja," kata dia.

Komika dan artis peran Ernest Prakasa yang berdiri di samping Angga menimpali bahwa sebaiknya masyarakat tidak memandang sebuah film secara kaku.

"Ya seperti film saya sendiri, Ngenest. Tentang pluralisme. Tidak melulu mendidik itu harus menggurui. Karena dalam film yang enggak serius, filmmaker bisa menyelipkan nilai yang sebenarnya positif," ujar Ernest.