Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dansa Akhir Pekan Anak Sekolahan

Kompas.com - 25/11/2016, 19:27 WIB
Irfan Maullana

Editor

BOGOR, KOMPAS.com - Pentas seni di sekolah atau kampus tak bisa lepas dari sajian musik. Ajang ini bisa jadi pijakan awal perjalanan karier sebuah band. Setelah tenar, sebagian dari band itu tetap rajin main di depan anak sekolahan yang haus hiburan. Naif adalah salah satunya.

Naif mengajak seribuan penonton melakukan aksi yang sedang heboh di jagat media sosial saat ini: mannequin challenge. Aksi membisu bak manekin itu baru pertama kali mereka lakukan, dan pentas yang beruntung jadi tuan rumah adalah Utopia Fest, acara pensi tahunan besutan SMA Regina Pacis, Bogor, Sabtu (19/11) lalu.

”Oke, biar kekinian, kita bikin mannequin challenge yuk. Belum ada, kan, band yang begini di panggung,” ajak David di sela-sela lagu ”Aku Rela”. Seribuan penonton, rata-rata usia SMA, bersorak kegirangan. Mereka beringsut mendekati panggung, keluar dari naungan atap lapangan tenis, membiarkan kepala mereka tertimpa sisa gerimis.

David kasih aba-aba supaya gerakan bisa berhenti serentak. Bukan cuma kepada penonton, tetapi juga kepada Emil (bas), Pepeng (drum), dan Jarwo (gitar). Ketika aba-abanya tiba, gerakan mereka membeku. Jejeritan berhenti. Arena panggung mendadak senyap. Namun, enggak sampai semenit, kemeriahan pecah lagi.

Naif adalah salah satu band yang tampil di Utopia Fest di arena Tenis Indoor, Bogor Lakeside. Setelah penampilan segar dari om-om asal Jakarta itu, Maliq & D’Essentials menggoyang hadirin dengan lagu pop yang bernuansa jazz dan soul. Acara itu lantas ditutup dengan racikan musik elektronik DJ (disc jockey) Tiara Eve.

Utopia Fest dimulai sejak siang. Sebelum Naif, beberapa band sekolahan di Bogor bergantian tampil, seperti Irridium, Elucidator Project, Chemistree, dan Hipster Flamingos. Beberapa band itu memainkan musik serupa dengan Maliq & D’essentials; musik yang menyenangkan dan bisa dibuat goyang.

Ada juga aksi kelompok Sick as Monk yang beranggota tiga DJ dan band Storylite yang memainkan lagu beken, seperti ”Closer” milik duo DJ The Chainsmokers.

Teori Jimi

Sepertinya, acara pensi hampir selalu diwarnai musik yang cenderung ceria dan mengajak goyang. ”Anak-anak sekolah suka dengan musik yang bisa membuat mereka berjoget karena energi mereka besar, dan mereka belum boleh masuk diskotek. Makanya, band disko atau disc jockey laris diundang di pensi,” kata Jimi Multhazam, pentolan band The Upstairs.

Pada pertengahan dekade 2000-an, The Upstairs adalah band disko/new wave yang laris jadi bintang tamu pensi. Tak cuma di Jakarta, mereka juga main di acara sekolahan sampai kota Jambi dan Makassar. Saking larisnya, mereka pernah main di empat acara dalam satu hari di sekitar Jabodetabek.

The Upstairs, si raja pensi ini, sangat dicintai anak sekolahan. Mereka punya lagu ”Dansa Akhir Pekan” di album kedua Energy (2006). Lagu itu menceritakan perjuangan anak sekolah demi bisa menonton pensi yang umumnya hari Sabtu atau Minggu. Begini cukilan liriknya: enam hari berseragam/rambutku tlah mereka hancurkan/menyita ragam cerita, jelas sekali ku diredam//.

Menurut Jimi, karakter penonton pensi dengan penonton festival musik, semisal Synchronize Fest atau Java Jazz, berbeda. Penonton pensi umumnya bakal tertarik dengan siapa pun penampilnya selama punya aksi dan tata panggung yang memikat. Makanya, sebagai vokalis, ia punya tugas memaku perhatian penonton pada panggung.

Teori Jimi masuk akal. Band Naif dan Maliq & D’Essenstials juga punya aksi panggung yang memukau. Angga dari Maliq punya goyangan badan aduhai dalam mengikuti irama. David dari Naif punya banyolan dan gestur yang mengundang tawa. Jarwo, pemain gitar yang kalem, sering beraksi mengangkat kepala gitar ke udara di bagian solo, seperti Slash.

Band lebih tua

Bisa jadi penampilan sedemikian membuat Naif rajin diundang menyemarakkan pensi sekolahan. Padahal, usia band yang kini memasuki 21 tahun lebih tua dibandingkan rata-rata penonton sekolahan. Lagu ”Piknik ’72”, yang menjadi lagu pembuka malam itu, bisa jadi sama umurnya dengan kebanyakan penonton Utopia Fest. Lagu itu keluar di album perdana Naif, 18 tahun lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com