Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Headshot": Pertarungan Rasa Indonesia

Kompas.com - 11/12/2016, 17:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Film Headshot mampu menjadi oase penyegar bagi penonton yang rindu kehadiran film laga, yang menghadirkan keindahan sekaligus kekuatan seni bela diri.

Adegan-adegan pertarungan teknik bela diri tingkat tinggi disuguhkan dengan tempo yang cepat, tetapi dengan detail yang masih bisa dinikmati oleh penonton.

Menonton film ini ibarat menonton pertarungan demi pertarungan yang demikian dekat sehingga sanggup menghadirkan rasa ngilu.

Seperti ketika tokoh utama film ini, Ishmail (Iko Uwais) bertarung melawan Tejo (Zack Lee) dan Tano (David Hendrawan).

Pertarungan yang terjadi di kantor polisi ini berhasil menunjukkan kreativitas koreografi dengan mengeksplorasi perkakas kantor menjadi senjata-senjata bela diri mematikan.

Beberapa adegan dalam film garapan Mo Brothers yang disutradarai Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel serta diproduksi rumah produksi Screenplay Infinite Films tersebut tampak terinspirasi pertarungan jarak dekat ala kungfu wingchun dalam film IP Man.

Duel Ishmail melawan Rika (Julie Estelle) juga dikemas dengan apik, pertarungan jarak dekat satu lawan satu menggunakan belati ini sukses merombak sosok ayu Julie Estelle menjadi petarung yang lihai dan mematikan.

Sayangnya, adegan baku hantam yang menarik dan kenangan masa lalu antara Ishmail dan Rika hanya dibatasi sekadar tahu ada masa lalu "istimewa" antara Ishmail dan Rika, tidak lebih.

Tanpa jeda istirahat, Ishmail kembali harus berduel dengan Besi (Very Tri Yulisman) dan Lee (Sunny Pang).

Jika dalam pertarungan melawan Besi, Ishmail harus merasakan Baton Stick menghantam tubuhnya berkali-kali, pertarungan dengan Lee menyuguhkan kombinasi beragam bela diri tangan kosong yang mencekam.

Unsur silat dan kungfu sangat terasa di adegan ini. Penonton seperti diajak menikmati setiap detail benturan dan hantaman yang membuat tubuh berasa ngilu.

Di luar adegan pertarungan bela diri, unsur drama yang dihadirkan melalui akting menawan Chelsea Islan membuat film ini menjadi sangat natural dan nyaman untuk dinikmati.

Sosok Ailin yang diperankan Chelsea mampu membawa film ini menuju satu kesatuan dimensi yang masuk akal.

Eksplorasi rasa takut, panik, dan keinginan untuk mempertahankan diri diperankan dengan apik. Bahkan, adegan dengan senjata api otomatis pun bisa dibilang Chelsea-lah yang paling berhasil menggambarkannya secara alami.

Kehilangan ingatan
Film dibuka dari rasa penasaran yang menyelimuti hati Ailin, seorang mahasiswi kedokteran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com