AriReda Bayar Utang

JAKARTA, KOMPAS.com -  Duo akustik AriReda memandang tahun 2016 adalah tahun tersibuk sepanjang perjalanan bermusik mereka sejak 1982. Apresiasi dari pendengar muda jadi bahan yang membakar semangat Ari Malibu dan Reda Gaudiamo ini. Karya baru akan segera meluncur.

Bagi Reda, pemicunya bisa jadi adalah penampilan mereka di RRRec Festival di bumi perkemahan Tanakita, Sukabumi, Jawa Barat, tahun 2014. Acara itu ditonton dua ratusan kaum muda.

"Kok, sampai ada yang bercucuran air mata segala menonton kami. Tiba-tiba kami merasa punya utang atas sesuatu yang sudah kami mulai dulu, enggak bisa ditinggal pergi begitu saja," kata Reda di Jakarta, Kamis (15/12).

Utang yang ia maksud adalah mengenalkan puisi kepada generasi muda. Duo ini dikenal dalam melagukan puisi seperti "Aku Ingin" dan "Di Restoran" yang liriknya berasal dari puisi Sapardi Djoko Damono, dan beberapa dari penyair lainnya.

Semangat itu mendorong mereka mengeluarkan album kedua pada November 2015, menyusul album pertama delapan tahun sebelumnya. Setelah album kedua itu, jadwal pertunjukan makin banyak.

"Pernah dalam kurun waktu enam bulan setelah album keluar, kami manggung sampai 50 kali," kata Reda.

AriReda bahkan merancang sendiri pertunjukannya dan menggelar tur ke enam kota. Hal itu tak pernah mereka lakukan sebelumnya.

Di antara waktu sibuk itu, mereka menyempatkan merekam 21 lagu di Yogyakarta pada Agustus 2016. Lagu-lagu itu, menurut rencana, keluar di dua album sekaligus pada 2017.

Sabtu (17/12) ini, AriReda akan pentas bersama sebelas pemusik folk muda di acara Cikini Folk Festival, di antaranya Gabriel Mayo dan Sisir Tanah yang dikagumi Reda. (HEI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Desember 2016, di halaman 32 dengan judul "Bayar Utang".