Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film "Istirahatlah Kata-kata" Diminati Penonton Generasi Muda

Kompas.com - 20/01/2017, 23:01 WIB
Tri Susanto Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Film biografikal (biographical movie) atau biopic berjudul Istirahatlah Kata-kata, diminati penonton sejak diputar serentak di jaringan bioskop Tanah Air mulai 19 Januari 2017 kemarin.

Hal itu terbukti dari antusiasme penonton yang ingin menyaksikan film garapan sutradara Yosep Anggi Noen tersebut di XXI Blok M Square, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (20/1/2017) sore.

Berdasar pengamatan Kompas.com di lapangan, pemesanan tiket film Istirahatlah Kata-kata yang diputar di Studio 2 XXI Blok M Square, sejak pemutaran sesi ketiga pada pukul 17.15 WIB hingga sesi kedua pukul 19.15 WIB, rata-rata hampir penuh dipesan meskipun tidak terlihat antrean yang padat di meja pemesanan.

Para penonton yang menyaksikan pertunjukan bahkan didominasi oleh kalangan anak muda. Beberapa di antaranya adalah orangtua yang mengajak anak mereka.

Seorang karyawan swasta bernama Ady Prawira (25) yang menyaksikan film ini mengaku penasaran dengan sosok Wiji. Karena alasan itu pula Ady tertarik untuk menonton kisah sang penyair.

"Sebenarnya enggak tahu banget siapa sosok Wiji. Gua enggak pernah baca buku-buku tentang dia. Tahunya dari berita dan sosial media," kata Ady di XXI Blok M Square, Jumat.

Ady yang menonton bersama rekannya, mengapresiasi jalan cerita yang diramu oleh Anggi. Sang sutradara dinilai berhasil memecah kesunyian di dalam jalan cerita melalui puisi-puisi Wiji. Puisi itu begitu mengena ketika mengkritik pemerintahan Orde Baru.

"Puisi-puisinya memecah kesunyian. Ceritanya enggak sebatas kayak biografi perjalanan dia, tapi ceritain pelarian Wiji (di Pontianak)," katanya.

Sedangkan penonton lain yang menyaksikan pemutaran film itu adalah pasangan artis Tika Bravani (26) dan Dimas Aditya (32). Rasa penasaran terhadap kisah hidup Wiji membuat mereka meluangkan waktu sejenak dari aktivitas keartisannya.

"Filmnya keren dan bagus. Ini film yang diperbincangan di Festival Film Indonesia. Kami kemarin belum sempat nonton dan tertarik menonton. Review-nya juga positif," kata Dimas.

"Ini kayak warna baru juga diperfilman Indonesia," timpal Tika.

Saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Anggi mengaku senang terhadap antusiasme penonton terhadap film garapannya.

Anggi mengatakan, ada tambahan jumlah layar dari yang semula tersedia 19 layar di seluruh jaringan bioskop, kini menjadi 32 layar. 

"Tujuan kami membuat film ini sebenarnya agar Wiji Thukul dibicarakan lagi. Tidak hanya semata-mata hanya ngomongin Wiji," katanya.

Yang lebih membuat Anggi senang adalah segmentasi penonton. Ia sempat berpikir film ini tidak diminati oleh kalangan muda. Sebab alur cerita Wiji, menurut Anggi, lebih mengena pada sejawat Wiji, dan juga yang mengerti situasi perpolitikan di zaman Presiden Soeharto.

"Nah, yang saya senang ternyata yang nonton anak-anak muda. Saya pantau di sosial media juga. Kalau bisa dibilang kan mereka belum lahir di zaman Soeharto," katanya.

Film Istirahatlah Kata-kata mengangkat kisah sosok Wiji sebagai penyair yang buron pada masa Orde Baru. Dalam pelariannya Wiji tetap menulis puisi dan beberapa cerita pendek dengan menggunakan namanya yang lain.

Sederet pemain yang terlibat adalah Melanie Soebono, Marissa Anita, Eduwart Boang, Dhafi Yunan, Joned Suryatmoko, dan Gunawan Maryanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com