Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dik Doank Dorong Usaha Pewujudan Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus

Kompas.com - 01/02/2017, 09:56 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

LAMONGAN, KOMPAS.com -- Artis musik Dik Doank (48) mendorong usaha pewujudan  gagasan pembuatan sekolah inklusif untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Lamongan, Jawa Timur.

Pria bernama asli Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denda Kusuma ini memenuhi undangan pihak Dewan Pendidikan Lamongan (DPL) untuk menjadi bintang tamu acara bincang-bincang di Pendopo Kabupaten Lamongan pada Selasa (31/1/2017).

"Seperti pohon yang tumbuh di tepian sungai dengan air yang melimpah, sementara daun serta buahnya memberi manfaat pada sekitarnya, mungkin kira-kira seperti itu nantinya, bila sekolah inklusi bisa diterapkan di sini (Lamongan),” tutur pendiri dan pemilik Kandank Jurank Doank, sekolah bertema alam di Ciputat, Tangerang, Banten, ini.

Di hadapan para siswa yang diundang untuk mengikuti acara tersebut, Dik Doank juga menyampaikan harapannya bahwa nantinya anak-anak berkebutuhan khusus, pada jam-jam istirahat, olah raga, dan ekstrakurikuler, bisa berbaur dengan anak-anak biasa yang satu sekolah dengan mereka.

"Ya, bagi saya sendiri sih pendidikan itu penting dan, kalau bisa, semua anak dapat perlakuan sama tanpa ada perbedaan, meski mereka mempunyai kebutuhan khusus dan tidak seperti siswa normal pada umumnya," tuturnya.

Ia pun sempat berpesan kepada para pelajar yang mengikuti acara tersebut agar sebagai generasi penerus bangsa tidak mudah terpancing isu yang tak jelas dan terbawa oleh hal-hal tidak baik.

"Kalau ada yang ngajak enggak bener atau yang ngomongin jelek orang lain, rem, jangan diteruskan, karena itu pasti akan memberikan pengaruh buruk," pesannya.

Sementara itu, Ketua DPL, R Chusnu Yuli Setyo, mengatakan bahwa usaha mendorong pembentukan sekolah inklusi di Lamongan itu didasari atas curhat (curahan hati) dari sejumlah rekan sejawatnya yang punya anak berkebutuhan khusus.

Para orangtua tersebut mengaku sulit menemukan sekolah reguler yang bersedia menerima anaknya sebagai siswa.

"Anak-anak berkebutuhan khusus ini sebenarnya pintar, namun memiliki kendala dalam komunikasi sosial. Biasanya, mereka hanya mau berkomunikasi dengan orangtua mereka saja," ucap Chusnu.

Sambungnya, ada seorang anak berkebutuhan khusus yang hanya mau berkomunikasi dengan satu orang gurunya sewaktu masih di Taman Kanak-kanak (TK). Kondisi itu menjadikan anak tersebut tak mau masuk ke Sekolah Dasar (SD) reguler yang eksklusif.

"Anak-anak ini adalah anugerah Allah Subhanahu Wa Taala dan harus dibantu, sedangkan selama ini sekolah reguler di Lamongan masih eksklusif. Untuk itu, kami akan terus mendorong pembentukan sekolah inklusif di Lamongan," ucapnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com