Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hidden Figures": Di Balik Misi Antariksa

Kompas.com - 12/03/2017, 16:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Sekelompok perempuan kulit hitam jagoan matematika ikut berada di balik sejarah perlombaan menerbangkan manusia ke luar angkasa. Mereka bekerja sebagai "komputer hidup" di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA, dulu NACA.

Bukan mudah menjadi perempuan, kulit berwarna, di lingkungan sains, serta pada era awal integrasi kulit putih dan hitam. Mereka harus mendobrak dan menjadi yang pertama.

Diadaptasi dari buku berjudul serupa karya Margot Lee Shetterly yang berasal dari kisah nyata, Hidden Figures mengangkat sejarah perempuan dan ras yang berjuang demi eksistensi mereka.

Tidak sinis dan diwarnai humor, film yang penting itu juga menghibur. Tepat pula membahas film yang bakal segera tayang di bioskop di Indonesia itu seiring dengan peringatan Hari Perempuan Internasional setiap 8 Maret.

Berkat unsur sinematik yang digarap mulus dan adaptasi kisah yang memikat, Hidden Figures masuk daftar nominasi Oscar untuk film terbaik dan skenario (adaptasi). Octavia Spencer juga menjadi nomine untuk aktris pendukung.

Sutradara film itu, Theodore Melfi, dalam video wawancara dengan The Movie Times mengatakan, terpesona setelah membaca karya Shetterly.

Dia heran selama ini tidak banyak yang tahu sejarah para perempuan yang bekerja di NASA pada 1961 dan mereka perempuan kulit berwarna.

"Ketika membuat film ini, kami menjaga agar tetap menaruh respek pada para tokoh sekaligus memberi tontonan menghibur yang menginspirasi," ujarnya.

Tiga perempuan
Hidden Figures berkisah tentang sekelompok perempuan kulit berwarna ahli matematika yang bekerja di laboratorium NASA. Cerita berfokus pada tiga perempuan, yakni Katherine G Johnson, Dorothy Vaughan, dan Mary Jackson.

Vaughan menjadi semacam "koordinator" yang membagikan pekerjaan. Johnson mendapatkan penugasan membantu tim Space Task Force menghitung ketepatan lintasan dalam perjalanan luar angkasa. Sementara Jackson membantu pengujian mesin.

Bekerja di lingkungan itu tak mudah bagi ketiganya. Vaughan, dengan beban kerja menyamai supervisor, meminta diangkat sebagai supervisor sungguhan, tetapi selalu ditolak atasannya, Vivian Mitchell (Kirsten Dunst).

Johnson pun menghadapi tantangan berat, memasuki Space Task Force yang semuanya laki-laki kulit putih. Unit itu dipimpin Al Harrison (Kevin Costner), pekerja keras yang ambisius mengirim manusia ke Bulan.

Setiap kali ingin buang air kecil, Johnson harus berlari ke kamar mandi khusus kulit berwarna di kompleks lain yang memakan waktu bolak-balik 40 menit.

Ketika keesokan harinya hendak mengambil kopi, sudah ada teko kecil kosong berbeda untuknya dengan tulisan colored (kulit berwarna).

Jackson mengalami masalah berbeda. Mentornya menyarankan dia mengikuti pendidikan lanjutan untuk menjadi insinyur.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com