Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Giliran Para Produser Film Berseru Anti-pembajakan

Kompas.com - 14/03/2017, 18:44 WIB
Tri Susanto Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) bekerja sama dengan jaringan bioskop Tanah Air seperti Cinema XXI, CGV, dan Cinemaxx membuat iklan anti pembajakan sebagai bentuk sosialisasi pentingnya menghargai hak kekayaan intelektual.

APROFI juga mengandeng instansi pemerintahan seperti Badan Ekomomi Kreatif (Bekraf) dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk melakukan penindakan secara hukum atas temuan kasus pembajakan.

Sedangkan Kementerian Komunikasi dan Informasi bertugas melakukan pemblokiran terhadap situs-situs ilegal.

Ketua Umum APROFI Fauzan Zidni mengatakan bahwa pembajakan berupa distribusi film melalui situs ilegal amat merugikan pelaku perfilman.

"Kenapa situs-situs ini ditutup? Kami perlu memberikan jalan agar situs-situs legal tumbuh. Bagi produser ini sumber bisnis baru bagi produser. Kalau situs ilegal dibiarkan tumbuh, yang legal tidak akan bisa tumbuh," ujar Fauzan saat jumpa pers di XXI Lounge Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Selasa (14/3/2017).

Ada dua jenis iklan anti-pembajakan yang dibintangi oleh artis peran Chicco Jerikho dan Tio Pakusadewo. Nantinya, dua iklan itu akan muncul sebelum film diputar di seluruh jaringan bioskop. Namun, Fauzan mengaku belum ada rencana untuk diputar di televisi swasta.

Perwakilan Bekraf, Juliano Gema, mengatakan bahwa instansinya mendukung langkah yang diambil oleh APROFI. Sudah sejak 2016, kata Gema, Bekraf berkonsentrasi dalam menangani masalah pembajakan di semua lini, baik film ataupun musik secara terstruktur.

"Kalau pelaku perfilman karyanya dibajak biasanya hanya curhat di media sosial. Tidak ada aduan. Kami ingin bantu teman-teman membuat laporan dan bukti. Kami bantu adukan ke penegak hukum. Kami bantu juga monitor agar ada tindak lanjutnya," ujar dia.

Sedangkan sutradara Angga Dwimas Sasongko yang juga anggota APROFI merasa memiliki tanggung jawab untuk melawan pembajakan yang merugikan.

Angga menilai pembajakan tidak hanya distribusi melalui fisik ataupun situs ilegal saja, melainkan juga merekam melalui gawai pribadi yang kemudian disebar melalui media sosial secara langsung.

"Konten yang disebar lewat jalur medsos mungkin penyebar tidak akan mengurangi komersil, tapi nilai film. Ini yang ingin kami deliver untuk kasih pesan mellaui iklan ini.. Kami ingin memberikan informasi ke penonton itu juga salah," kata Angga.

Sebagai wujud nyata menyerukan anti-pembajakan, APROFI baru saja melakukan investigasi ke sejumlah mal di kota besar di Indonesia selama tiga bulan. Hasilnya, dari 100 mal ada 32 mal yang masih menjual DVD bajakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com