Hingga Akhir Hayat, Cahyono Tak Tinggalkan Dakwah dan Komedi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mendiang pelawak Cahyono tetap berdakwah dan berkomedi hingga akhir hayatnya. Ini diungkapkan oleh putranya, Agung, saat mengenang sang ayah.

"Kenangan banyak ya. Sampai sakit pun Bapak masih sama saya cerita soal nabi, masih berdakwah dan menitipkan pesan-pesan," ujar Agung di rumah duka Jalan Madrasah 1, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (25/562017) sore.

Ayahnya, lanjut Agung, merupakan pribadi yang humoris sekaligus serius. Juga sangat dekat dengan cucunya.

[Baca juga: Sebelum Meninggal, Cahyono Minta Es Krim]

Namun saat menjelang embusan napas terakhirnya, Cahyono, menurut dia, tak meninggalkan pesan khusus kepadanya maupun keluarga.

"Enggak ada pesan terakhir. Dia hanya berpesan kayak ayah biasa, dia bergaya komedi. Pesan spesifik sih enggak ada," ucap Agung.

[Baca juga: Kata Anak, Cahyono Meninggal dalam Tidur]

Cahyono mengembuskan napas terakhirnya dalam usia 65 tahun pada Kamis (25/5/2017) karena komplikasi penyakit stroke, jantung, dan diabetes.

Jenazah Cahyono dimakamkan di TPU Komplek TVRI, Grogol Utara, Jakarta Selatan usai shalat Ashar. Ia meninggalkan empat anak dan satu cucu.

[Baca juga: Mendiang Cahyono Terserang Stroke Sebelum Tutup Usia]

Cahyono lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 26 Desember 1951. Bersama Jojon, Esther, dan Uuk, ia pernah tergabung dalam Jayakarta Grup.

Semasa hidupnya, ia sudah belasan film layar lebar, di antaranya, Lantai Berdarah (1971), Gara-gara Janda Kaya (1977), Saritem Penjual Jamu (1978), Apa Ini Apa Itu (1981), Okey Boss (1981), dan Barang Antik (1983).

[Baca juga: Pelawak Cahyono Meninggal Dunia]