Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film-film Mandarin Mulai "Shooting" di Indonesia

Kompas.com - 06/06/2017, 21:30 WIB

HENGDIAN, KOMPAS.com - Sutradara asal China, Julius Liu, memilih memboyong para pemeran dan krunya ke Bali agar film karyanya yang berjudul Island Dreamzz benar-benar memiliki ruh pulau kayangan tersebut.

Dari total produksi film bergenre remaja senilai Rp 60 miliar itu, sekitar Rp 20 miliar dihabiskan untuk biaya produksi di Bali.

Saat ditemui di salah satu kafe di Shanghai, belum lama ini, Julius tidak ingat perincian dana yang dihabiskannya untuk pembuatan film yang saat ini masih dalam proses pascaproduksi itu.

Namun, jika menyimak trailer filmnya, uang miliaran rupiah tersebut lebih banyak untuk penyewaan properti, seperti helikopter dan biaya akomodasi pemain dan kru selama di Bali pada 2015 lalu.

Bagi seorang seniman, uang sebesar itu tidak seberapa demi sebuah karya seni, meskipun hingga 2 tahun pascaproduksi tidak kunjung terpublikasikan karena masih di tangan lembaga sensor di China yang dikenal kelewat ketat.

Demikian pula dengan Jonathan Shen yang telah menyiapkan dana hingga 30 juta dollar AS untuk film terbarunya berjudul Tsunami.

Ia terobsesi ingin memboyong pemain dan kru ke Aceh dan daerah-daerah lain di Indonesia setelah baru saja merampungkan film Kungfu Yoga yang dibintangi Jacky Chen itu.

Jonathan malam-malam terbang dari Beijing ke Shanghai untuk menemui beberapa pejabat Badan Ekonomi dan Kreatif (Bekraf) RI guna mendapatkan izin shooting di Indonesia.

Kepada pejabat Bekraf, dia memaparkan sedikit sinopsis tentang film berlatar belakang bencana tsunami yang melanda Aceh di akhir 2004.

"Kami ingin terus membangkitkan semangat warga Aceh dari trauma yang dialaminya pada masa lalu," kata Jonathan yang pada saat bencana alam menyita perhatian dunia itu terjadi masih bekerja di CCTV, stasiun televisi terbesar milik pemerintah China.

Saat peristiwa itu terjadi, dia yang menjabat produser mengerahkan hampir seluruh personelnya terjun ke Aceh, menyuguhkan laporan yang paling dinanti masyarakat China.

Selanjutnya, dia turut mengumpulkan para artis untuk melakukan penggalangan dana di China, Hong Kong, dan Taiwan.

Sejauh ini memang belum pernah ke Aceh. Namun, Jonathan lah yang mengoordinasikan para artis tersebut untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan langsung kepada para korban bencana tsunami di Aceh.

"Saya berharap pada bulan Agustus atau September tahun ini sudah bisa melakukan shooting di Aceh agar tahun depan film Tsunami sudah bisa tayang," ujarnya.

Selain untuk membantu mengatasi trauma pascabencana, film Tsunami tersebut sebagai bagian dari upaya pemerintah China mempererat hubungannya dengan Indonesia dalam kerangka kerja sama internasional Jalur Sutra dan Sabuk Maritim (One Belt, One Road/OBOR).

Saat ini Jonathan masih melakukan tahap persiapan pembuatan film yang diproduksinya bersama produser Kazakhstan.

Kazakhstan merupakan negara yang pertama kali Presiden China Xi Jinping menyampaikan gagasannya mengenai One Belt, sedangkan Indonesia menjadi kesempatan pertama bagi Xi untuk berbicara di Gedung DPR RI pada 2013 mengenai konsep One Road.

Tidak mau ketinggalan sutradara muda Wang Yimin juga menyampaikan minatnya untuk memproduksi filmnya berjudul Equatorial Love di Indonesia.

Wang jauh-jauh hari telah menyampaikan permohonan izin untuk bisa shooting Palembang, Sumatera Selatan, karena film drama percintaan itu berlatar belakang pekerja pembangkit listrik tenaga uap yang jatuh hati pada gadis Tiongkok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com