SINGARAJA, KOMPAS.com--Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Bali, mendorong pelaku dan pengelola kesenian klasik di wilayah itu lebih kreatif dalam melakukan pementasan sehingga dapat menarik penonton lebih banyak.
"Permasalahan yang ada selama ini adalah kesenian klasik kurang diminati karena terkesan zadul (zaman dulu, red.), utamanya jika dihadapkan di kalangan anak muda," kata Kepala Disbud Buleleng Putu Tastra Wijaya di Singaraja, Rabu.
Ia mengatakan kesenian klasik, seperti drama gong, wayang, tari-tarian, dan beberapa kesenian lokal lain seakan kurang mendapatkan hati di kalangan generasi muda.
Selain permasalahan kurangnya kecintaan terhadap budaya lokal, katanya, juga karena kurangnya kreativitas dalam setiap pementasan kesenian di wilayah itu.
Ia mengemukakan masalah globalisasi tentu menjadi suatu fenomena yang harus dicarikan solusi, tetapi bagaimana kesenian juga harus mengembangkan kreativitas sehingga anak muda antusias menonton.
Pihaknya ke depan akan lebih banyak melibatkan anak muda dalam berbagai macam kesenian sehingga mendorong kecintaan terhadap kebudayaan lokal.
Ia mengharapkan generasi muda sebagai pewaris pembangunan di masa mendatang menjadi garda terdepan dalam pelestarian budaya Bali.
"Nyawa pariwisata Bali adalah budaya. Jangan sampai budaya terus digerus oleh kemajuan zaman dan perkembangan globalisasi," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.