Lucky Kuswandy Ungkap Dua Tantangan Terbesar Membuat Film Pendek

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi sineas Lucky Kuswandy, film pendek dan film panjang merupakan dua medium yang berbeda. Sudah pasti, tantangan untuk membuat kedua jenis film itu juga berbeda.

"Film panjang itu bukan film pendek yang dipanjangin gitu. Tapi cara bertuturnya beda dan struktur (film pendek) pun enggak secara keseluruhan ikutin film panjang, jadi challenge-nya dua-duanya beda sih," terang Lucky ketika berbincang dengan Kompas.com di Kaffeine, The Foundry No. 8, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2017).

"(Untuk film pendek) Challenge-nya bagaimana bisa memiliki statement yang kuat dan gimana bertutur dengan efektif menurut saya," imbuhnya.

Membuat statement yang kuat untuk suatu film pun tidaklah muda. Menurut Lucky, seorang filmmaker harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

"Satu, dari diri mereka sendiri gitu. Mereka harus curious, harus punya curiousity yang tinggi dan commited. Jadi kalau mereka udah punya curiousity dengan satu subjek, mereka bakal commit ke situ," kata Lucky.

[Baca juga: Lucky Kuswandi Tertarik dengan Film Buatan Generasi Milenial]

Karenanya, ketika didapuk menjadi juri sebuah kompetisi film pendek, statement yang kuat menjadi salah satu kriteria penilaian yang diusung Lucky.

"Kalau buat saya yang penting story dan statement dari pembuat filmnya. Saya expect kisah inspiratif, real, dan eye opening. Kalau teknis enggak terlalu masalah. Kalau enggak sempurna atau pakai kamera HP, I think it's totally fine," tutupnya.

[Baca juga: Nia Dinata dan Lucky Kuswandi Cari Bibit-bibit Penulis Skenario]