Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merumuskan Album "Big 80s-90s Forever Young"

Kompas.com - 19/10/2017, 19:10 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Era Musik 80-90an disebut sebagai ekstase kejayaan musik Indonesia. Masa di mana sebuah kaldera ruang dan waktu sanggup mempertemukan berbagai genre dan bermulanya keterlibatan teknologi yang masiv dalam musik rock, fussion, country, pop, dan berbagai genre pun bersanding mesra hidup bersama.

"Sebuah era yang mampu menyulap nasib pengusaha kecil menjadi pemilik perusahaan rekaman besar dan bertahan di sana. Atau sebaliknya membangkrutkan pengusaha besar yang kelewat jumawa menganggap remeh temeh rimbanya bisnis musik," ujar pemilik record label Target Pop dan Target Pro, Seno M Hardjo, yang kini masih menjadi salah satu Board of Director AMI Awards.

Menurut Seno, era 80-90an juga ditandai dengan keberadaan God Bless yang bersanding dengan Iwan Fals dan Krakatau Band. Elfa’s Singers arahan almarhum Elfa Secioria yang berwibawa memenangi berbagai ajang festival di manca negara.

Fariz RM dan Dian Pramana Poetra bahkan memiliki berbagai group. Fariz membentuk Symphony Band, Jakarta Rhythm Section dan WOW! Sementara Dian Pramana Poetra memiliki Bourest Vocal Group, 2D (Dian Pramana Poetra & Deddy Dhukun) dan K3S atau Kelompok Tiga Suara, bersama Deddy Dhukun dan Bagoes AA.

Fariz RM dan Dian Pramana Poetra malah pernah pula membentuk 7 Bintang yang terdiri dari Mus Mujiono, Jopie Latul, Malyda Sudrajad, Atiek CB dan Trie Utami. Seru sekali masa itu.

Sementara masa indah 90-an ditandai dengan munculnya KLa Project, Slank, Kahitna, Java Jive, KSP Band, PAS Band, Pure Saturday, Koil, Kubik hingga solois seperti Kris Dayanti dan masih banyak lagi.

"Masa 80-90an adalah masa di mana harmoni notasi sebuah lagu dan skill eksploatasi aransemen benar-benar dijaga dimensi keindahannya," ujar Seno.

Kini masa indah tersebut dihadirkan kembali dalam sebuah album, yang rencanya berseri hingga tiga album. Namun sebagai penggagas, Seno menyadari bahwa hits era tersebut belum tentu menjadi hits di masa kini.

"Berbagai faktor mempengaruhinya. Pertama pendengar masa kini menyukai Lirik yang lugas, apa adanya. Berbeda dengan Lirik hits 80-90an. Dulu kerapkali menggunakan kalimat kiasan yang tersembunyi," ungkap Seno.

Menurut dia, faktor kedua adalah pendengar masa kini terbiasa mendengar kesederhanaan notasi lagu. Jadi hits era 80-90an yang ribet, sulit, harus didaur menjadi hits kekinian.

"Ketiga juga faktor bentuk aransemen yang kini super simpel. Menuju refrain misalnya, nggak perlu ada pengulangan bait kedua. Atau interlude musik enggak perlu ada pula," ujar Seno, yang juga penulis lagu.

Lantas bagaimana merumuskan album Big 80s-90s Forever Young?

"Beberapa lagu saya hadirkan dengan aransemen yang nyaris sama dengan versi orisinalnya. Tapi dengan sound kekinian tentunya. Penyanyinya yang masih eksis kami ajak menyanyi lagi. Ditandai dengan comeback-nya , Harvey Malaihollo, Java Jive, KSP Singers dan Elfa’s Singers," ungkapnya.

Sedangkan yang hadir di masa kini dengan penyanyi belia, mengemban spirit musik 80-90an.

"Beberapa singer masa kini kami tampilkan. Ada Andien, Indah Dewi Pertiwi, Richard Chriss Schrijver, Ikaputri, Harsya Rieuwpassa, Billy Wino Talahatu, Rick Karnadi, Fierza Agie Cilla, Lona Cindy dan Ardina Glenda," ujar Seno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com