LOS ANGELES, KOMPAS.com -- Ava DuVernay, yang pernah meraih nominasi Piala Oscar, menjadi perempuan bukan kulit putih pertama yang menyutradrai film Disney dengan anggaran lebih dari 100 juta dollar AS.
Filmnya, A Wrinkle in Time (2018), yang bertutur mengenai anak perempuan berdarah campuran yang melakukan perjalanan menembus ruang dan waktu untuk menyelamatkan ayahnya, menawarkan pesan mengenai kepedulian terhadap sesama dan keberanian.
Sudah empat tahun ayah Meg, Profesor Murry, fisikawan, menghilang.
Berusaha membuktikan teorinya bahwa manusia bisa menembus ruang dan waktu melalui kekuatan pikiran dan cinta, Murry akhirnya berhasil masuk ke dimensi ruang dan waktu yang lain.
Dalam dimensi itu Murry terjebak di dunia gelap.
Baca juga: Black Panther Ganjal A Wrinkle in Time di Box Office Minggu Ini
Meg, bocah perempuan berusia 13 tahun, ingin menemukan ayahnya.
Untuk mewujudkan usahanya itu ia mendapat bantuan dari salah satu peri penjaga, yakni Mrs Who, yang diperankan oleh Oprah Winfrey.
Storm Reid memainkan tokoh Meg muda. Ia menyukai perannya tersebut.
"Ia tumbuh dewasa dalam film itu. Ia bersikap bijak dan menjadi dirinya sendiri. Ia begitu kuatnya, ia tidak hanya memberdayakan dirinya, tapi juga orang-orang di sekitarnya," ucap Reid.
Baca juga: Reese Witherspoon Sudah Lama Jatuh Cinta kepada Goldie Hawn
Mrs Whatsit, Mrs Who, dan Mrs Which, merupakan tiga makhluk kosmik yang memandu Meg menemukan kekuatan dirinya, memerangi kekuatan jahat, dan menyelamatkan ayahnya.
Reese Witherspoon menjadi Mrs Whatsit.
"Menurut saya, jarang film besar Hollywood menampilkan perempuan muda sebagai tokoh sentral. Begitu pun halnya dengan perempuan kulit berwarna. Dengan munculnya tokoh perempuan muda dalam film ini, anak perempuan yang luar biasa, anak-anak perempuan kini bisa meyakini bahwa segala sesuatunya mungkin diwujudkan," tutur Witherspoon.
Baca juga: Menjaga Warisan Walt Disney dengan Inovasi dan Teknologi
Film ini berdasar pada buku fiksi ilmiah A Wrinkle in Time (1962) karya Madeleine L'Engle dengan tema yang mengeksplorasi kekuatan jahat dan kekuatan baik.
Film ini menggunakan tema yang sama untuk mengecam diskriminasi rasial, pengucilan sosial, dan perlakuan semena-mena atau perundungan.
Sutradara Ava DuVernay menggambarkan tokoh utama film ini sebagai anak perempuan biasa yang melakukan sesuatu yang luar biasa dan menyelamatkan dunia.