"Sebenarnya itu kreativitas orang. Goyangan itu kan sifatnya universal. Coba kalau lihat di YouTube itu banyak yang seperti itu, hanya baru tren saja di Indonesia. Paling risikonya kalau salah (goyang) pinggang, bisa kena," kata pemilik Studio 26 Art Link ini dalam wawancara per telepon di Jakarta, Jumat (3/12/2013) malam.
Sebagai pemirsa tayangan televisi dalam negeri, Ati juga memerhatikan bahwa goyangan yang heboh dan sensual masih menjadi magnet program hiburan di layar kaca untuk menyedot jumlah pemirsa guna menaikkan rating.
"Tren televisi semua kebanyakan begitu. Dari 12 televisi, ada delapan yang seperti YKS itu. Ya, enggak bisa disalahin. Kalau saya sih milih untuk nonton yang menyenangkan lahir batin," papar Ati.
Sebagai penata gerak di sejumlah acara televisi dan panggung off air, Ati mengaku memiliki pakem sendiri agar koreografi yang diciptanya tetap enak dilihat.
"Kalau saya sendiri buat koreo harus ada batasan norma, karena yang nonton kan banyak, apalagi kalau disiarin TV itu dampaknya akan luas," tekannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.