Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Musik Semata yang Dinilai dalam JIM-Fest 2014

Kompas.com - 16/10/2014, 11:42 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pihak penyelenggara ajang pencarian bakat dari band indie Jakarta Indie Music Festival (JIM-Fest) 2014 menekankan bahwa penilaian tak akan difokuskan pada materi audio saja. Secara visual, semangat indie yang terekam dalam video yang diajukan peserta juga tak luput dinilai.

"Kami nilai mereka dari audio dan video. Tapi, kami lebih melihat dari video ya," jelas pihak penyelenggara JIM-Fest 2014, Mudya Mustamin, dalam jumpa pers di Gedung A, Dinas Pariwisata dan Budaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Rabu (15/10/2014).

Menurut Mudya, penilaian secara visual juga penting untuk mengetahui semangat indie yang ada pada setiap band peserta. "Karena mereka mengatas namakan indie, jadi kami lihat juga spirit-nya, kami lihat attitude-nya, ini akan menarik," kata Mudya.

"Indie itu karyanya lebih jujur karena enggak ada target komersial, jadi apa yang disenengin ya dimainkan," lanjutnya.

JIM-Fest diharapkan bisa digelar setahun sekali.

"Kami juga butuh bantuan untuk mengangkat Jakarta di bidang musik. Ini akan menjadi ajang tahunan, musik indie ini kan sifatnya mandiri bagi pencita musik, di dalam kemandirian itu bisa menjadi suatu karya. komunitas indie ini bisa jadu peluang tuk berkarya," kata Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Rus Suharto, yang juga penyelenggara JIM-Fest.

JIM-Fest diharapkan pula bisa menjadi wadah untuk mengembangkan bakat para pemusik indie.

"Pada dasarnya seluruh lapisan kesenian perlu difasilitasi dan diberdayakan. Dalam hal ini, komunitas indie diberi kesempatan untuk berprestasi karena kami melihat ada usaha dari komunitas ini untuk membangkitkan ekonomi kreatif," kata Rus.

Jakarta sebagai wadah pertemuan aneka kebudayaan, dalam dan luar negeri, sudah mulai dikenal sebagai kota musik indie selain Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Oleh karena itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta mengadakan JIM-Fest 2014 dengan tujuan memberi wadah bagi kreativitas para pemusik indie di Indonesia, khususnya Jakarta.

Pendaftaran para peserta JIM-Fest 2014 ditutup pada 7 Oktober lalu. Para peserta diminta memberi CD berisi minimal dua lagu karya original mereka, mengisi formulir pendaftaran, dan melampirkan profil band, musik mereka, serta tautan media sosial dan video YouTube yang berisi penampilan mereka.

Proses seleksi dilaksanakan untuk memilih 20 peserta finalis yang berhak tampil dalam Konser JIM-Fest 2014. Tim Seleksi yang telah ditunjuk untuk perhelatan itu adalah para pelaku industri musik Indie di Indonesia yang sudah beberapa tahun ini memberi andil terhadap perkembangan musik indie, antara lain Puji Adi Andaya, David Karto, Sam Alatas, dan Aldo Sianturi. Masuk juga ke dalam tim seleksi itu sejumlah artis musik dan pihak media massa yang selama ini mendukung gerakan musik indie di Indonesia.

Konser JIM-Fest 2014 akan diselenggarakan di Taman Fatahilah, Jakarta, pada 18-19 Oktober 2014, dan akan mengusung artis-artis musik indie ternama, antara lain Gugun Blues Shelter, Tony Q Rastafara, dan Endah N Rhesa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com