Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Hati Spesial Ramadhan: Meutia Hafid, Tragedi Penyanderaan di Irak hingga Politik

Kompas.com - 22/06/2015, 16:27 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Hari ini pukul 17.00 WIB, Meutya Hafid akan berbincang bersama Ustad Wijayanto dalam acara "Cerita Hati spesial Ramadhan" KompasTV. Berbagai kisah perjalanan hidup Meutya dari karirnya sebagai jurnalis hingga menjadi anggota DPR komisi I akan dikupas di dalam program berdurasi 60 menit ini.

Meutya Hafid pernah mengalami tragedi penyanderaan bersama juru kameranya, Budiyanto, saat bertugas di Irak 18 Februari 2005 dan dibebaskan tiga hari setelahnya. Pengalaman yang tentunya tidak menyenangkan itu berhasil diputarnya menjadi sesuatu yang positif. Meutya membuat sebuah buku berjudul 168 jam dalam sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak. Presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, turut menuliskan kata pengantar.

Fina Merliane, Produser Cerita Hati mengatakan, "Ternyata peristiwa yang kita anggap cukup mencekam, yaitu sebuah penyanderaan, memiliki sisi humanis yang cukup menyentuh perasaan. Mungkin hanya seorang Meutya Hafid yang ketika bebas diberikan cindera mata dari penyanderanya, dan Meutya menceritakannya dengan senyuman dan tanpa beban. Bagaimana peristiwa itu mengubah sisi spiritual dan kehidupan pribadinya menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas dari kacamata Islam."

Jurnalis kelahiran Bandung ini pernah mendapatkan sejumlah penghargaan, di antaranya Penghargaan Jurnalistik Elizabeth O’Neil dari pemerintah Australia. Meutya kemudian menjalani program 3 minggu di daerah pedalaman untuk lebih mengerti dan memahami isu kontemporer yang dihadapi Australia-Indonesia.

Pada tahun 2010, Meutya bersama H. Dhani Setiawan mencalonkan diri sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Binjai periode 2010-2015. Mereka didukung oleh Golkar, PAN, Demokrat, Hanura, dan lain sebagainya. Pasangan ini kalah, dengan dugaan rekayasa perolehan suara. Meutya berupaya mencari keadilan ke Mahkamah Konstitusi dan meminta penghitungan kembali kotak suara sekaligus mencari kebenaran pelaksanaan Pilkada di Kota Binjai karena diduga ada kesalahan penghitungan suara di beberapa TPS, Kecamatan Binjai Barat berdasarkan temuan-temuan saksi di tiap-tiap TPS. Sayangnya, Mahkamah Konstitusi memutuskan menolak permohonan Meutya dengan alasan tidak cukup bukti

Tahun 2012, Meutya didaulat menjadi salah satu dari lima tokoh pers inspiratif versi Mizan, karena ia disebut sebagai salah satu tokoh di balik perkembangan pers nasional.

Apa lagi kisah Meutya Hafid? Bagaimana kaitan kehidupannya dengan ke-Islam-an dan spiritualitasnya? Saksikan Cerita Hati spesial Ramadhan hari ini, Senin 22 Juni 2015 pukul 17.00 WIB di KompasTV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com