Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"The Taking of Tiger Mountain" Sajikan Ketegangan Perang Saudara

Kompas.com - 05/08/2015, 16:07 WIB
Thalia Shelyndra Wendranirsa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Penggemar film mandarin, Anda akan segera disuguhkan dengan sebuah film daur ulang (remake) berjudul The Taking of Tiger Mountain yang diangkat dari novel petualangan karya Qu Bo berjudul "Tracks in the Snowy Forest". The Taking of Tiger Mountain berkisah tentang perang saudara yang berkecamuk antara geng bandit dengan pasukan angkatan darat di barat laut Tiongkok pada musim dingin 1946.

Tuan Hawk (Tony Leung) adalah orang yang paling ditakuti seluruh bandit, ia mengirim seribu tentara dari bentengnya ke Gunung Harimau, dipersenjatai dengan senjata yang ditinggalkan oleh Jepang ketika melarikan diri.

Artis peran kenamaan Cina seperti Zhang Hanyu (Zi Rong) dan Tony Leung (Hawk) ikut meramaikan film ini. Tokoh Zi Rong sendiri merupakan tokoh nyata pada masa perang dan Zhang Hanyu mendapatkan kehormatan dan kesempatan untuk memerankan tokoh fundamental tersebut.

"Ini terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Pertama kali saya tahu tentang Taking Tiger Mountain by Strategy ketika berumur lima tahun. Selama 40 tahun lebih, Yang Zi Rong selalu punya tempat spesial di hati saya," kata Hanyu.

Hanyu mengaku salut dengan keberanian Zi Rong. "Dia mendatangi sarang harimau sendirian dan meski berada dalam bahaya, dia tetap tenang. Kharismanya benar-benar membuat saya dapat memerankannya. Sebuah kehormatan bagi saya untuk bisa memerankan dirinya di film layar lebar," kata Hanyu.

Kesempatan ini membuat Hanyu dapat mewujudkan impian masa kecilnya "Ketika masih kecil, kita tahu cerita opera Peking 'Taking Tiger Mountain by Strategy' dari awal hingga akhirnya. Sebagai aktor, saya bersemangat untuk menambahkan pemikiran saya untuk membuat penggambaran karakter ini berhasil. Yang Zi Rong adalah mimpi saya sewaktu kecil dan sekarang mimpi itu terwujud. Tidak ada lagi penyesalan," ujarnya.

The Taking of Tiger Mountain juga dikemas dengan efek spesial komputer grafis untuk adegan aksi paling sulit, salah satunya yang melibatkan harimau dan pesawat. "Bagi saya, bagian tersulit adalah adegan aksi yang melibatkan harimau dan pesawat. Tampaknya dana untuk efek spesial dihabiskan untuk dua adegan ini, 60 persen untuk adegan harimau dan 40 persen lagi untuk pesawat. Saya terluka di bagian pinggang sebelumnya. Jadi saya pikir, saya tidak bisa melakukan adegan aksi sendiri dan meminta pemeran pengganti," tutur Hanyu.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com