Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shae yang Meletus-letus

Kompas.com - 05/10/2015, 20:44 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Kehilangan pendengaran pada telinga sebelah kiri tidak menghalangi Shae (21) mengejar impian menjadi penyanyi. Dengan sadar, ia mengubah keterbatasan itu menjadi sumber motivasi yang mendorongnya untuk terus maju. Hari ini, namanya tercatat sebagai penyanyi yang tak hanya dikenal publik dalam negeri.

Shae adalah satu dari sekian banyak penyanyi muda yang harus berjuang keras untuk menggapai impiannya menjadi seorang bintang di industri musik Tanah Air. Namun, Shae harus berjuang lebih keras lagi karena satu telinganya tidak berfungsi.

"Jadi memang aku enggak bisa total dengar di telinga kiri. Penyebabnya saraf yang putus, bermasalah, atau bisa jadi mati. Tetapi, kita sebut sarafnya bermasalah atau ada masalah dengan tulang karena pas cek gendang telinganya sehat," kata Shae dalam sebuah pertemuan pada awal September lalu di Jakarta.

Keanehan di telinganya itu dirasakan Shae saat masih duduk di kelas IV SD.

Sejak belia, Shae mantap ingin menjadi penyanyi. Bahkan, ketika orang- orang terdekatnya seolah tak mendukung.

"Dulu, waktu masih jadi penyanyi kamar mandi, (berangan-angan) suka bikin konser, yang nonton 40.000 orang, di bawah shower. Tapi ya gitu, dari dulu diteriakin. Lagi enak-enak bikin konser eh diteriakin sama keluarga. Woii diem berisik kita mau nonton TV," cerita Shae dengan gayanya yang ekspresif.

Setiap kali Shae tengah bernyanyi di depan kaca, sang ayah pun menyindir, "Nak, suara kamu itu jelek".

"Sakitlah hati aku. Tapi enggak tahu kenapa itu malah jadi motivasi," kata Shae yang akhirnya meminta kepada sang ibu untuk memasukkannya ke sekolah vokal.

Hingga usia 14 tahun, Shae terus mengasah kemampuannya. Selain rajin berlatih, dia juga banyak mengikuti kompetisi. Di hati kecilnya, selalu ada keinginan besar untuk menjadi seorang penyanyi meski dia juga sadar memiliki kekurangan.

"Ada saat di mana aku akan depresi, sedih, dan nangis karena kekurangan. Tapi pilihan aku adalah, ketika sedang merasakan hal-hal negatif seperti itu, gimana caranya biar aku sadar bahwa oke aku merasakan itu sekarang, tapi dari kemarin aku sudah mulai melangkah, jadi aku punya dua opsi, maju atau mundur," ujar penyanyi berdarah campuran Jawa dan Australia ini.

"Ketika aku mundur, maka habis, lenyap, senyap. Semua yang telah aku lakukan tak akan memberiku apa-apa. Dengan hal negatif yang kurasakan, gimana caranya itu menjadi sumber motivasi untuk maju ke depan. Oke hari ini aku jelek, hari ini monitornya gini, oke enggak papa. Besok kerja lebih keras lagi, besok jangan sampai ini terjadi lagi, dan aku selalu ingin jadi penyanyi," ujar Shae.

Shae pun kemudian menyadari, saat dia berpikir positif dia merasa bahagia. Dan ketika dia bahagia, hal-hal positif akan masuk ke dalam hidupnya.

"Kalau mental kita sehat, cara berpikir kita lebih jernih dan ketika jernih hal-hal negatif susah merusak kita," katanya dengan mimik serius.

Akhirnya, setiap kali jatuh, Shae bisa berdiri lagi.

"Kan cuma itu sebenarnya, kita cuma perlu gimana memotivasi diri untuk mendapatkan apa yang kita mau dan percaya bahwa kita berhak mendapatkan itu. Kalau tidak ya udah. Setidaknya kita coba, atau tidak akan dapat apa-apa," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com