Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakon Kursi Rimba, Perebutan Kekuasaan Tak Pernah Usai

Kompas.com - 15/04/2008, 19:38 WIB

SURABAYA, KOMPAS -- Kelompok Teater Lingkar Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya mengusung lakon Kursi Rimba, yang sarat nuansa kritik atas perebutan kekuasaan yang tak pernah selesai, Selasa (15/4) malam, di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya.

Perebutan kekuasan di negeri rimba belantara yang diusung dalam pentas teater dengan sutradara M. Afrizal Jijay Akbar yang juga penulis naskah Kursi Rimba itu lebih banyak menghadirkan bahasa gerak melalui simbolisasi singa-singa penguasa hutan yang tak henti-hentinya bertarung dan saling cakar untuk memperebutkan kursi kekuasaan.

Tata panggung yang dirancang menyerupai hutan dengan pencahayaan yang cenderung temaram itu setidaknya mampu membangunan suasana yang didramatisasi sedemikian rupa, sehingga memperkuat kesan atas negeri rimba yang primitif dan penuh gejolak.

Bahasa gerak yang mengekspresikan raja-raja hutan yang sedang bertarung dan berebut kursi kekuasaan itu, nyaris berlangsung sepanjang pertunjukan yang memakan waktu kurang lebih satu jam.  

"Lewat Kursi Rimba, saya ingin menyampaikan bahwa keadilan rimba sudah mencapai titik puncak sakaratulmaut. Perebutan kursi rimba merupakan representasi dari situasi dan kondisi Indonesia saat ini, mulai dari pemilihan baputi, gubernur hingga pemilihan presiden yang tidak pernah selesai," kata Afrizal Jijay Akbar.

Pentas kursi rimba bak dongeng itu mencapai puncaknya, saat kepala suku rimba menggelar pesta rimba yang dihadiri singa-singa yang haus kekuasaan.

Dikisahkan bahwa kendati sang kepala suku rimba sudah mendaulat singa berambut biru untuk menduduki kursi rimba sebagai pelambang kekuasaan, muncul singa-singa lain yang hendak mencabik-cabik kekuasaan singa biru, juga singa berambut merah, hijau dan kuning yang sudah terkapar terlebih dulu, namun muncul kembali dengan wajah baru yang juga ingin memperebutkan kursi rimba.

"Sampai kapan pun perebutan kekuasaan tak pernah berakhir, karena yang berlaku hukum rimba. Pasti ada lagi yang lebih kuat muncul, memperebutkan kursi rimba dan hal itu berlangsung terus menerus," kata Afrizal.

Setahun yang lalu, Kursi Rimba pernah ditampilkan dalam ajang Temu Teater Mahasiswa Nasional V di Malang, Jatim. Pementasan Kursi Rimba di Surabaya oleh Teater Lingkar Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya ini mengawali tur mereka karena mereka akan pentas di Gedung Pertunjukan Jurusan Teater Insitut Seni Indonesia Yogyakarta (20/4) dan di Gedung F Institut Seni Indonesia Surakarta (22/4) mendatang.(TIF)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com