Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lale, Brondong dari Maliq & D'Essentials

Kompas.com - 25/04/2008, 14:50 WIB

JAKARTA, JUMAT - Akhirnya, pada Januari 2008, Maliq & D'Essentials berhasil memperoleh gitaris pengganti Satrio. Ternyata pula, meski belum terkenal sebagai pemusik, personel baru dengan usia termuda dalam grup Maliq itu bukan orang yang jauh dari dunia seleb. Bahkan, pacarnya pun seleb.  

Satrio tak lagi bersama Maliq & D'Essentials sejak akhir November 2007, setelah ia menyelesaikan proses rekaman album Free Your Mind (Repackage), yang dirilis pada pertengahan Maret 2008. Kabar bahwa Maliq tengah mencari seorang gitaris baru akhirnya sampai juga ke telinga Arya Aditya Ramadhya alias Lale, melalui seorang temannya.

Lale ketika itu sudah menjadi gitaris sebuah grup musik beraliran metal bernama March. Meskipun demikian, "Gue enggak sulit untuk beradaptasi dengan Maliq. Sebelum sama March, gue juga bareng (kelompok) RAN, yang pattern-nya sama dengan Maliq," kata Lale, yang mengaku pernah belajar main gitar klasik di Lembaga Pendidikan Musik Yamaha dan gitar jazz di Lembaga Pendidikan Musik Farabi, Jakarta.

Menurut cerita Lale saat Maliq & D'Essentials berkunjung ke kompas.com, Kamis (24/4), yang ditimpali teman-teman barunya di Maliq, proses seleksi sekitar sebulan yang dijalaninya berbeda dari umumnya seleksi personel band. Selama kira-kira dua minggu pertama ia hanya diajak "nongkrong".

"Mungkin dia (Lale) pikir, 'nongkrong' melulu, enggak disuruh main gitar, jangan-jangan nanti enggak jadi (direkrut)," celoteh Widi Puradiredja, drummer Maliq, disambut senyum di wajah Lale yang berlesung pipit.

Setelah itu, baru Lale menjalani dua kali latihan bersama Maliq. Dalam latihan-latihan tersebut Lale baru mendapat kesempatan untuk unjuk kebolehan. "Dia gaya-gayaan dong, solo terus, kasih lihat permainannya. Buat gitaris semuda dia, skill-nya boljug (boleh juga)," sambungnya. 

Ternyata, cara itu dipilih oleh Maliq karena bagi mereka yang lebih penting adalah karakter pribadi dan karakter permainannya ketimbang keandalannya dalam bergitar. "Pada dasarnya, kami malas bikin audisi. Cukup kami kenal satu orang saja, kenal karakter pribadinya, nyambung dengan kami, dan permainannya berkarakter," jelas Widi.

"Skill (keahlian) bisa dipelajari. Kami yang lebih dulu di Maliq juga enggak jago-jago amat kok," lanjutnya. "Kami berharap Lale bisa kasih sesuatu ke kami, yang belum ada di Maliq," imbuhnya.     

Pacar Ayu "BBB" Sita
Karena usianya yang baru 20 tahun, Lale, yang lahir di Jakarta pada 29 April 1987, disebut brondong oleh rekan-rekannya di Maliq. Para personel Maliq yang sudah berumur 25-28 tahun itu--Angga Puradiredja (vokal), Indah (Rivani Indriya Suwendi; vokal), Ifa (Rifat S Fachir; piano dan keyboard), Amar Ibrahim (terompet), Jawa (Dendy Sukarno; bas), dan Widi (drum)--sepakat pula menunjuk Lale sebagai personel yang paling dikejar-kejar para dara penggemar Maliq.

Setelah sempat berusaha mengelak terhadap "tudingan" rekan-rekannya, akhirnya pria berwajah imut-imut ini mau juga berkisah tentang pengalamannya berhadapan dengan cewek-cewek penyuka Maliq. "Kalau di metal, cewek-ceweknya justru lebih kalem, lebih jaim (jaga image). Kalau gue sudah selesai manggung, baru deh ada yang ngomong, 'Oh itu yang tadi tuh'," tuturnya. "Kalau di Maliq,  mau turun dari panggung aja gue harus mikir dulu, 'Turun enggak nih', karena mereka sudah nyerbu," tuturnya lagi.    

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com