Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Niat Melamar Sempat Ditolak Calon Mertua

Kompas.com - 06/08/2008, 01:34 WIB

Januarisman Runtuwene alias Aris sejak tercatat sebagai peserta Indonesian Idol 2008, seolah langsung menggetarkan panggung hiburan Indonesia. Sedari awal, para juri Indonesian Idol sudah diramalkan bakal menjadi The Next Indonesian Idol, berhasil memikat jutaan penonton dengan suaranya yang khas. Bahkan sejak awal audisi, peserta asal Jakarta ini berhasil membuat salah seorang dewan juri, Titi DJ, meneteskan airmatanya. Ingin mengenal bagaimana pribadi dan latar belakang Aris berikut dituliskan bersambung.

ARIS, anak ketiga dari empat bersaudara. Menjalani hidup tidak seperti anak-anak sebayanya. Namun baru duduk di bangku kelas 2 SMP, pria kelahiran Jakarta 26 Januari 1986 ini harus kehilangan kesempatan mendapatkan pendidikan. karena memutuskan berhenti sekolah. Bukan tanpa sebab, Aris melakukan ini karena ayahnya, Silop Runtuwene (51), berhenti bekerja sehingga kehidupan ekonomi keluarganya morat-marit.

Berbekal nekat, Aris kecil pun memutuskan terjun ke jalanan dengan menjadi pengamen. Meski sempat mendapat larangan dari orangtuanya, Aris seolah tidak mempedulikan larangan tersebut. Maklum, pengamen masih dianggap sebagai penyakit masyarakat (pekat) dengan klasisifikasi gelandangan dan pengemis alias Gepeng, yang berulang-kali ditanggulangi aparat.

Meski begitu, Aris tak menyerah dan tak alergi dengan pengamen. Aris malah menambah keterampilan dengan meminta kakaknya agar mengajarkan bermain gitar. Dia kemudian mahir memetik senar gitar dan bernyanyi dan semakin akrab dengan anak jalanan. Alhasil, Aris berhasil meraih profesi sebagai pengamen yang beroperasi di kereta listrik Jabotabek. Dia pun sering mangkal di terminal Kampung Melayu, Jakarta.

Menghindari kemarahan sang ayah, ia berusaha kucing-kucingan dengan sang ayah. Aris baru berangkat menjalani profesinya siang hari, ketika ayah sudah tidak di rumah. Pukul 13.00 hingga 21.00 WIB, Aris menjalankan aksinya bersama kelompoknya yang berjumlah lima orang ke stasiun-stasiun kereta Bekasi (Jawa Barat), Senen (Jakarta), Tangerang (Banten), dan Serpong (Banten).

Pengamen profesional. Itulah Aris. Kelompok ngamen mereka terbilang lengkap, dibekali berbagai alat musik. Gitar dipegang Aris sendiri, ada juga peralatan lainnya, layaknya kelompok band. Untuk memikat pendengar, mereka menyanyikan lagu-lagu band ngetop, misal grup band pendatang anyar ST-12 dan Yovie & The Nuno, sebagai andalan mereka saat 'manggung' di gerbong kereta. Aris dan kawan-kawan bernyanyi rata-rata delapan jam sehari, berpindah dari stasiun ke stasiun lain.

Penghasilannya, lumayan, rata-rata sebesar Rp 200.000 setiap hari. Hasil inilah yang dibagi rata lima awak band, dan dalam sehari Aris membawa pulang uang sebesar Rp 40.000. Namun jika ada keperluan mendadak, maka Aris akan pergi mengamen sendiri sehingga bisa membawa pulang uang sebesar Rp 100.000.

Selama menjalani profesinya sebagai pengamen, tepatnya tahun 2006, pria bertindik ini seolah menjadi laki-laki yang percaya diri. Aris mulai menebarkan pesonanya tuntuk memikat  hati lawan jenis. Usahanya memang tidak sia-sia karena Rosillia Octo Fany (19), menangkap sinyal Aris, dan mereka pun menjalin hubungan.

Fany, yang terlahir sebagai anak yatim dan perempuan pertama dari keluarganya, mendapat larangan keras dari sang ayah, Dody, ketika mengetahui sang anak berpacaran dengan Aris, seorang pengamen jalanan.

"Waktu kenal Aris dan pacaran saya masih, duduk di bangku kelas tiga SMA. Papa nggak setuju dan saya sering kena marah," cerita Fany kepada Persda Network.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com