Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekal Tumbuh Besar Anak

Kompas.com - 21/05/2009, 15:10 WIB

KOMPAS.com —“Hasil riset yang dilakukan Badan Pengawasan Obat dan Makanan pada 4.500 sekolah di Indonesia pada tahun 2007 membuktikan bahwa 45 persen jajanan anak tercemar bahaya pangan mikrobiologis dan kimia,” ujar Agus Nugraha, Brand Manager Blue Band, di acara peluncuran program Bekal Tumbuh Besar Blue Band, di Kidzania, Pacific Place, Jakarta, Selasa (19/05).

Masihkah Anda memberanikan diri membiarkan si kecil jajan sendiri tanpa memahami jajanannya yang bisa jadi adalah makanan tak sehat?

Diterangkan oleh Agus Nugraha, bahaya utama dari jajanan anak usia sekolah tersebut berasal dari cemaran fisik, mikrobiologi, dan kimia, seperti pewarna tekstil. Jenis jajanan berbahaya ini meliputi makanan utama, makanan ringan, dan minuman. Mengonsumsi makanan tak sehat tak hanya membuat si kecil mudah terjangkiti penyakit, tetapi juga mengganggu kebutuhan asupan nutrisinya. Ketika nutrisi anak tak terpenuhi, maka perkembangan otaknya pun terganggu. Khususnya di usia perkembangan, yakni dari usia perkembangan, usia 3 hingga 18 tahun.

dr Fiastuti Witjaksono MS, Sp GK, menerangkan bahwa setiap anak membutuhkan komposisi gizi seimbang, yakni karbohidrat (45-65 persen), protein (10-25 persen), lemak (30 persen), dan berbagai vitamin. Agar gizi si anak bisa terpenuhi dengan baik, diperlukan kepedulian dan bantuan dari orangtua atau wali yang bertanggung jawab terhadap si anak. Diperlukan sebuah perencanaan makan yang cerdas agar tercipta pola makan yang sehat, terkontrol, dan menyenangkan. Ia juga menyarankan agar para orangtua bisa memastikan 3J dalam menu si anak, yakni jumlah kalori sesuai kebutuhan (sesuaikan dengan berat tubuh, tinggi, dan kebutuhannya), jadwal makan yang teratur (sarapan, makan siang dan makan malam, serta makanan selingannya), juga jenis makanan dengan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak seimbang, di samping nutrien spesifik yang terpenuhi.

Dra Mayke S Tedjasaputra, Msi, mengatakan bahwa pola makan anak terbentuk sejak ia masih kecil dan karena anak mencontoh orangtua. Maka dari itu, amat penting para bagi orangtua untuk mau memberikan teladan mengonsumsi makanan yang baik dan benar. ”Pola makan sehat harus diterapkan oleh seluruh anggota keluarga dan untuk meninggalkan kebiasaan jajan, ibu harus kreatif dalam menciptakan variasi menu serta dapat membuat ’kudapan tandingan’ yang tak kalah lezat dan menarik dari jajanan yang ada di luar. Lebih jauh lagi, keterlibatan anak dalam proses pembuatan makanan dapat mempererat tali kasih antara ibu dan anak,” imbuhnya.

Yang turut mendukung program Bekal Tumbuh Besar Blue Band ini adalah artis Dewi Gita yang juga berbagi cerita, bagaimana ketika ia kecil, ibunya selalu membuatkan bekal di pagi hari. Kebiasaan ini terbawa hingga ia sekarang menjadi ibu bagi Naja Dewi Maulana (7 tahun). Ia mengakui, memang ia sudah memiliki kebiasaan untuk selalu membawakan bekal untuk putrinya, bahkan suaminya pun minta dibuatkan juga. Namun, tak hanya itu saja, kebiasaan bekal ini juga dibantu dengan memang adanya keharusan dari sekolahnya yang mengharuskan orangtua para muridnya membawakan bekal.

Berbeda dengan sekolah dari putri Dewi Gita tersebut, tak banyak sekolah yang mengharuskan muridnya membawa bekal. Bagi anak-anak peer pressure, iklan, dan ’godaan’ lain juga membuat si kecil tak mau dibawakan bekal. Bisa jadi karena ia malu kepada teman-temannya yang jajan, sementara ia harus makan makanan dari bekal, Dra Mayke mengingatkan agar orangtua jangan sekali-sekali memaksakan kehendaknya. Ia mengimbau kepada orangtua yang menghadapi situasi seperti ini agar mengajak si kecil bicara baik-baik. Berikan pemahaman dan pengandaian kepada si kecil akan pentingnya membawa bekal dengan bahasa yang mudah ia mengerti. Dan kembali, hal ini juga tergantung kedekatan orangtua-anak, apakah orangtua mau mendekatkan diri kepada anak dan membuat rutinitas membuat bekal itu menjadi hal yang seru. Entah itu dengan membuat makanannya bersama, atau di saat lain, ajak si kecil mencari resep mudah yang bisa ia bawa jadi bekal.

Untuk para orangtua, penting untuk diingat bahwa menyiapkan bekal bukanlah hal yang menyusahkan, harus diupayakan semangat membuat bekal yang seru dan disukai si kecil demi masa depannya. Tak perlu sesuatu yang ’wah’, makanan sisa semalam pun, jika masih baik dan bisa diolah jadi konsumsi yang seru, pasti juga dimakan si kecil.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com