Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Salahnya Sih Kuda Prabowo?

Kompas.com - 26/05/2009, 16:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Belakangan ini calon wakil presiden Prabowo Subianto diragukan komitmennya dalam membangun ekonomi kerakyatan. Terutama setelah tim verifikasi Laporan Harta dan Kekayaan Penyelenggara Negara mendapati Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu memiliki 98 kuda berharga miliaran rupiah.

Kuda-kuda tersebut, yang tiga di antaranya bernilai sekitar Rp 9 miliar, kemudian menjadi sasaran empuk rival Prabowo, untuk mengkritisi mantan Komandan Jenderal pasukan elite di TNI, Kopassus, itu.

Puncaknya, kemarin, Juru Bicara Tim Nasional Kampanye SBY-Boediono, Rizal Mallarangeng, mengatakan, kepemilikan Prabowo terhadap kuda-kuda mewah tersebut merupakan indikasi bahwa mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu tidak mendukung ekonomi kerakyatan.

Kubu Mega-Pro pun angkat bicara. Sekretaris Umum Tim Nasional Kampanye Mega-Pro, Fadli Zon, menilai tidak ada yang salah dengan kepemilikan kuda-kuda tersebut. Menurut dia, memiliki kuda mewah tidak ada kaitannya dengan tidak mendukung ekonomi kerakyatan.

"Kita tidak harus menjadi miskin agar dapat membangun ekonomi kerakyatan. Ini cara berpikir yang tidak logis," ujar Fadli Zon, Selasa (26/5) di Gerindra Media Center, Jakarta.

Menurut Fadli Zon, sebagian kuda-kuda Prabowo telah turut mengharumkan nama Indonesia pada ajang olahraga Sea Games 2007 di Bangkok, Thailand. Saat itu, untuk pertama kalinya, Indonesia menurunkan atletnya pada cabang olahraga polo.

"Tim itu dibawa langsung oleh Pak Prabowo. Tim itu juga bukan terdiri dari orang-orang aristrokrat, tapi anak-anak petani yang dididik oleh beliau," ujar Fadli.

Ia kemudian berharap agar perseteruan mengenai kuda-kuda Prabowo dapat segera diakhiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com