Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maliq & D'Essentials, Tujuh Tahun yang Teguh dan Mandiri

Kompas.com - 14/06/2009, 02:55 WIB

Susi Ivvaty

Tanggal 15 Mei 2009, grup band yang mengusung musik soulful, Maliq & D’Essentials, tepat berusia tujuh tahun. Apa yang bisa dicermati dari perjalanan grup berawak tujuh orang ini? Sebuah band yang menjaga untuk tetap konsisten dan mandiri.

Perayaan ulang tahun yang digelar pada tanggal 7 Juni lalu di Kamasutra Crowne Plaza mampu menjaring seribuan penonton. Padahal, tiket mulanya hanya dicetak 600 lembar, menyesuaikan kapasitas kafe. Penggemar fanatik grup ini memang makin lama makin banyak.

Kalau melihat jumlah penggemar Maliq & D’Essentials (Maliq) di situs Facebook yang saat ini mencapai lebih dari 130.000 orang, pantaslah grup ini diacungi jempol. Musik Maliq bukanlah musik arus utama seperti ”diproklamirkan” secara tidak langsung oleh industri musik. Label besar Warner Music Indonesia pun hanya bekerja sama dengan Maliq dalam hal distribusi dan promosi secara terbatas.

Grup ini bahkan kerap disangka sebagai grup jazz karena selalu tampil di panggung Festival Java Jazz dan Jak Jazz. Hal itu juga karena musiknya yang sebetulnya berstruktur pop itu memakai progresi chord dan karakter sound yang mengadopsi jazz.

Maliq, seperti kita tahu, kependekan dari music and live instrument quality dan D’Essentials adalah nama grup dengan formasi Angga (vokal), Indah (vokal), Amar (terompet), Widi (drum), Lale (gitar), Jawa (bas), dan Ifa (keyboard). Lima album telah dirilis, termasuk edisi repackaged lagu-lagu di album sebelumnya.

Kemandirian

Album terbaru, Mata Hati Telinga, yang memuat enam lagu diluncurkan bersamaan dengan penampilan Maliq di ajang Java Jazz tanggal 6 Maret 2009. ”Kami ini kan grup yang semi-indie. Kami tidak pernah launching di tempat megah dan mengundang banyak orang. Butuh dana besar untuk itu,” kata Widi, yang juga produser dan pencipta hampir semua lagu Maliq.

Untuk promosi album, grup ini lebih mengandalkan media seperti Facebook dan untuk manggung dari kota ke kota, pengumumannya pun lebih efektif lewat dunia maya. ”Dari sejak album pertama, kami selalu promo sendiri,” kata Angga, yang sejak SMA sudah kerap berduet bersama Indah.

Kerja sendiri ini menjadi bagian dari idealisme Maliq, di samping soal kemalarannya dalam bermusik. Dengan menjadi mandiri, kontrol musik dan manajemen ada di tangan Maliq sendiri. ”Kalau kerja sama orang, seperti selalu merasa ditipu. Bukan enggak percaya. Dengan kerja sendiri, kami jadi tahu susahnya berproses. Kami terjun langsung dan mengambil sikap,” papar Widi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com