Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Izinkan Luna Jadi Manusia

Kompas.com - 27/12/2009, 04:18 WIB

Budi Suwarna

Mari sejenak membayangkan Luna Maya kecil dengan kaki berlepotan lumpur karena sering main di sawah. Mari bayangkan Luna mengejar layang-layang di sebuah kampung di Bali.

Kita memang hanya bisa membayangkan karena jika Luna sekarang masih main lumpur atau mengejar layang-layang, barangkali hal itu akan menjadi berita besar. Maklum, Luna bukan lagi bocah kampung, melainkan artis yang pada pengujung tahun 2009 ini paling banyak diperbincangkan orang.

Sebagai artis terkenal, apa pun yang menyangkut hidupnya—meski remeh-temeh—bisa jadi berita. ”Sampai-sampai orang ingin tahu baju dalam saya bagaimana. Heran deh, apa pentingnya,” kata Luna ketika ditemui seusai acara musik Dahsyat di Studio RCTI, Jakarta, Kamis (24/12).

Bagaimana rasanya jadi sorotan? Luna mendesahkan napas. ”Kadang saya merasa bukan lagi manusia, melainkan robot yang terus-terusan melayani keingintahuan publik,” ujarnya.

Gadis kelahiran Bali, 26 Agustus 1983, itu mengaku sadar, ketika dia terjun ke dunia hiburan, kehidupan pribadinya bakal terusik. Namun, dia tidak menyangka seluruh aspek hidupnya akan diobok-obok dan jadi tontonan orang. ”Terus terang, saya risi.”

Luna merasa jadi komoditas?

”Ya, saya tidak ada bedanya dengan handphone di pertokoan Roxy,” jawab Luna tanpa menutupi kegundahannya.

Belakangan ini Luna memang sedang gundah. Meski demikian, dia tetap cantik. Pipinya merona merah dan matanya bercahaya. Rambut lurusnya digerai begitu saja dan melambai-lambai tertiup angin yang keluar dari penyejuk ruangan di Studio RCTI.

Jadi, Luna ingin bagaimana?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com