Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detektif dari 221B Baker Street

Kompas.com - 10/01/2010, 15:46 WIB

Ninuk M Pambudy & Dahono Fitrianto

Kereta kuda berderap di atas jalan berbatu sebuah kota pada malam yang telah larut. Sesosok laki-laki masuk ke dalam bangunan tinggi. Langkahnya terhenti karena seorang penjaga dengan lampu minyak turun dari lantai atas.

Sosok itu lalu membayangkan dia akan memukul rahang, menendang selangkangan, dan sisi lutut penjaga malam malang itu untuk membuatnya lumpuh. Kamera merekam dalam gerak lambat. Lalu, adegan itu diulang lagi, kali ini dengan gerak cepat.

Itulah adegan yang mengantar penonton menyaksikan film "Sherlock Holmes" versi terbaru (2009) garapan sutradara Inggris, Guy Ritchie, yang mendapat reputasi melalui film pertama yang dia sutradarai, "Lock, Stock, and Two Smoking Barrels" (1998).

Holmes (Robert Downey Jr), detektif yang menyewa kamar di Baker Street Nomor 221B di London rekaan Sir Arthur Conan Doyle, malam itu bersama sahabatnya, dr Watson (Jude Law) dan Inspektur Lestrade (Eddie Marsan), tengah menggagalkan upaya pengurbanan gadis yang dipimpin Lord Blackwood (Mark Strong).

Blackwood yang dihukum mati ternyata bangkit dari kubur sehingga menimbulkan ketakutan di seluruh kota. Bangsawan itu menggunakan kepercayaan masyarakat pada takhayul sebagai alat teror untuk menguasai Inggris.

Holmes dengan dibantu Watson tertantang menyingkap misteri tersebut. Pelacakan Holmes terganggu kehadiran pencuri cantik, Irene Adler (Rachel McAdams). Adler berkepentingan Holmes berhasil menyingkap misteri Blackwood atas permintaan seseorang yang dalam karangan Doyle akan menjadi lawan berat Holmes.

Ritchie mengambil latar suasana Inggris akhir abad ke-19 (Doyle menciptakan tokoh cerita pop Sherlock Holmes tahun 1887 pada era Victoria). Masyarakat masih diselimuti takhayul dan kebersihan masih barang mewah yang diperlihatkan melalui kotornya gigi. Polisi mau menerima sogok dari Blackwood. Namun, di antara suasana muram itu, selalu ada harapan dan ada orang baik, suasana yang terasa dekat dengan keseharian kita.

Berkelahi

Meskipun diciptakan lebih dari 100 tahun lalu, nyatanya tokoh ciptaan Doyle yang seorang dokter tetap populer. Film yang diputar perdana di Amerika Serikat akhir Desember lalu itu meraih box office kedua di Amerika Utara setelah Avatar.

Di Jakarta, Studio XXI Pondok Indah Mal, Jakarta Selatan, misalnya, pada pertunjukan pukul 19.15, tujuh hari setelah pemutaran perdana, kursi terisi penuh hingga ke baris terdepan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com